Hari Raya Sarasawati

Doa-doa yang Dipanjatkan Saat Hari Raya Saraswati dan Maknanya

Pada Hari Raya Saraswati, umat Hindu memanjatkan berbagai doa sebagai ungkapan syukur atas anugerah ilmu pengetahuan yang diberikan Dewi Saraswati

Editor: Putu Kartika Viktriani
Dok. Tribun Bali
ILUSTRASI SEMBAHYANG - Umat Hindu tengah melakukan persembahyangan. Berikut adalah doa-doa yang dipanjatkan saat Hari Raya Saraswati dan maknanya. 

Om, Çiwa paripurna ya namah.

Om, Parama Çiwa suksma ya namah.

Terakhir melabahan Saraswati yaitu makan surudan Saraswati sekedarnya, dengan tujuan memohan agar diresapi oleh wiguna Saraswati

Makna Pemujaan Dewi Saraswati

Banyak orang awam sering bertanya, mengapa dalam ajaran Hindu terdapat pemujaan terhadap dewa dan dewi melalui simbol, patung, atau gambar?

Padahal, konsep ketuhanan dalam Hindu tetap mengakui bahwa Tuhan itu satu.

Dilansir dari situs Disbud Kabupaten Buleleng, dalam ajaran Hindu, kata "dewa" berasal dari akar kata div, yang berarti sinar atau pancaran.

Artinya, Tuhan Yang Maha Esa memiliki berbagai aspek yang memancarkan energi ilahi (Nur Ilahi) sesuai dengan fungsi-Nya. 

Saat Tuhan menciptakan, aspek ini disebut Brahma; saat memelihara, disebut Wishnu; dan saat melakukan daur ulang atau peleburannya, disebut Shiwa.

Ketiga aspek ini dikenal sebagai Trimurti, yang sebenarnya adalah satu kesatuan.

Setiap aspek dalam Trimurti memiliki Shakti (pendamping), yaitu Brahma dengan Saraswati, Wishnu dengan Lakshmi, dan Shiwa dengan Parvati (Durga).

Dewi Saraswati sendiri merupakan aspek Tuhan dalam wujud pemberi ilmu pengetahuan (vidya), kecerdasan, seni, budaya, serta tutur kata yang baik.

Konsep ini juga dijelaskan dalam ajaran Gayatri, yang terdiri dari tiga aspek utama: Saraswati menguasai ucapan atau komunikasi, Gayatri menguasai intelek dan kebijaksanaan, serta Savitri menguasai energi kehidupan (prana).

Pemujaan Dewi Saraswati pada dasarnya adalah bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah ilmu pengetahuan. Dengan ilmu, manusia terbebas dari kebodohan (avidyam) dan dapat mencapai pencerahan serta kedamaian sejati.

Setelah Saraswati puja selesai, biasanya dilakukan mesarnbang semadhi, yaitu semadhi ditempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menernukan pencerahan Ida Hyang Saraswati

Puja astawa yang disiapkan ialah : Sesayut yoga sidhi beralas taledan dan alasnya daun sokasi berupa nasi putih daging guling, itik, raka-raka sampian kernbang payasan.

Sesayut ini dihaturkan di atas tempat tidur, dipersembahkan ke hadapan Ida Sang Hyang Aji Saraswati.

Keesokan harinya dilaksanakan Banyu Pinaruh, yakni asuci laksana dipagi buta berkeramas dengan air kumkuman.

Ke hadapan Hyang Saraswati dihaturkan ajuman kuning dan tamba inum.

Tamba inum ini terdiri dari air cendana, beras putih dan bawang lalu diminum, sesudahnya bersantap nasi kuning garam, telur, disertai dengan puja mantram:

Om, Ang Çarira sampurna ya namah swaha.

Semua ini mengandung maksud, mengambil air yang berkhasiat pengetahuan.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved