Porprov Bali
KONI Buleleng Kenalkan Sistem Monev Digital untuk Optimalisasi Latihan Atlet
Melalui aplikasi ini, pelatih dan atlet akan saling terkoneksi. Sehingga kebutuhan maupun kondisi para atlet mudah dipantau.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Buleleng mengenalkan sistem informasi manajemen monitoring dan evaluasi (monev) berbasis digital.
Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi olahraga, khususnya dalam menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2025.
Pengenalan aplikasi tersebut berlangsung pada acara diseminasi yang digelar di SMKN 1 Sukasada pada Selasa 25 Februari 2025.
Ketua Umum KONI Buleleng, I Ketut Wiratmaja mengungkapkan, secara umum aplikasi ini merupakan upaya pihaknya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui digitalisasi dalam dunia olahraga.
Baca juga: KONI Klungkung Lepas 104 Karateka Untuk Ajang Kejurprov Karate
Dikatakan, pada aplikasi ini terekam data-data atlet. Mulai dari informasi data atlet, data cidera atlet, hingga data kedisiplinan atlet dalam menjalani program latihan.
"Aplikasi ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi para atlet. Sebab aplikasi ini memberikan data yang membantu pelatih untuk menyesuaikan program latihan, agar atlet dapat berlatih dengan nyaman dan efektif," jelasnya, Rabu 26 Februari 2025.
Tak hanya dimanfaatkan untuk pelatih, aplikasi ini juga digunakan pihaknya di KONI, sebagai dasar dalam pengajuan anggaran serta evaluasi performa atlet dan pelatih.
Terlebih pada Porprov Bali 2025, pihaknya menargetkan peningkatan perolehan medali emas, seiring dengan bertambahnya empat cabang olahraga baru yang akan dipertandingkan.
"Kami harap aplikasi dari UNESA bisa digunakan secara efektif oleh para atlet dan pelatih," tandasnya.
Sementara Direktur Science Center Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Mochamad Purnomo mengatakan, aplikasi ini diberikan untuk membantu KONI Buleleng dalam memanagerial keolahragaan.
Melalui aplikasi ini, pelatih dan atlet akan saling terkoneksi. Sehingga kebutuhan maupun kondisi para atlet mudah dipantau.
"Prestasi harus dirancang by desain, bukan by accident. Dalam aplikasi ini, kalau atlet mengalami cidera atau kendala mental, tim dokter maupun tim psikolog bisa turun menangani karena sudah terkoneksi. Beban atlet yang terlalu berat juga bisa terdeteksi," katanya.
Ditambahkan Purnomo, aplikasi ini sudah digunakan dalam program nasional seperti SLUBM (Sentra Olahraga Pembinaan Pelajar Nasional) yang dikelola oleh Kemenpora.
Aplikasi ini dapat di-instal di masing-masing ponsel milik para atlet maupun pelatih. Baik atlet maupun pelatih dapat menginput kondisi fisik maupun mental, hingga program latihan dan pelaksanaan di lapangan.
"Datanya harus di-input sesuai dengan kondisi riil. Kalau sakit ya sakit. Sehingga atlet nyaman saat pelaksanaan pelatihan. Jadi prestasi tidak ada kompromi, harus selalu terlacak," terangnya. (mer)
Kumpulan Artikel Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.