Oplos Gas dan Penambangan Liar di Bali

Bareskrim Bongkar Pengoplosan LPG di Gianyar Bali, Omzet Tembus Miliaran Rupiah

Dalam melancarkan usaha ilegal ini, BC dibantu 3 tersangka atau sebagai karyawan dalam usaha ini. 

TRIBUN BALI/WAYAN ERI GUNARTA
LPG OPLOSAN - Dirtipidter Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nunung Syaifuddin di antara gas oplosan di Banjar Griya Kutri, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Selasa (11/3). Polisi telah menetapkan 4 tersangka dalam kasus pengoplosan LPG yang beromzet miliaran rupiah ini. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri mengungkap modus pengoplosan Liquid Petroleum Gas (LPG) beromzet miliaran rupiah di Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.

Menurut keterangan polisi, para tersangka telah melakukan penyalahgunaan LPG subsidi dengan cara mengoplos LPG 3 kg ke dalam LPG 12 kg dan LPG 50 kg. 

Mereka kemudian menjual LPG hasil oplosan tersebut ke warung-warung dan usaha laundry di wilayah Kabupaten Gianyar.

Polisi menyita barang bukti berupa 1.616 tabung LPG 3 kg, 123 tabung LPG 12 kg, 480 tabung LPG 12 kg, 94 tabung LPG 50 kg, dan beberapa kendaraan yang digunakan untuk mengangkut LPG hasil oplosan.

Baca juga: VIDEO Pengoplos Gas Ditangkap di Gianyar Bali, Keuntungan Pelaku Rp650 Juta Per Bulan

Dirtipidter Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nunung Syaifuddin dalam keterangannya di gudang pengoplosan LPG di Banjar Griya Kutri, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Selasa 11 Maret 2025 mengatakan, pengungkapan ini berdasarkan informasi kelangkaan LPG 3 kg atau gas melon di Provinsi Bali

Setelah itu, pihaknya langsung turun melakukan penyelidikan.

Didapati Informasi adanya dugaan pengoplosan di wilayah Desa Singapadu Tengah. 

Setelah mengumpulkan keterangan saksi, salah satunya kepala desa setempat, pihaknya berhasil mengamankan 4 orang inisial BC, MS, KAS, BK di Banjar Griya Kutri, Desa Singapadu Tengah. 

Dalam hal ini BC merupakan owner dari tindak pidana penyalahgunaan migas ini. 

“Modus operandinya tersangka BC selaku pemilik membeli tabung gas melon yang terisi penuh, dan tabung 15 kg dan 50 kg dalam kondisi kosongan. Lalu isi dari tabung gas melon ini dimasukkan ke tabung besar tersebut, dan dijual di seputaran Gianyar,” ujar Nunung.

Dalam melancarkan usaha ilegal ini, BC dibantu 3 tersangka atau sebagai karyawan dalam usaha ini. 

Nunung mengungkapkan, keuntungan yang didapatkan BC per bulan dari praktik itu mencapai Rp 650 juta.  

“Keuntungan dari usaha yang merugikan masyarakat dan negara ini Rp 650 juta per bulan. Mereka sudah beroperasi sejak 4 bulan lalu,” ujarnya.

Dalam sehari, para pelaku rata-rata menjual sekitar 100 tabung LPG 12 kg dan 30 tabung LPG 50 kg. 

Pihak kepolisian menghitung, total keuntungan yang diperoleh selama beroperasi diperkirakan mencapai Rp 3,37 miliar. 

“Hasil penjualan per harinya sekitar Rp 25 juta atau jika dihitung per bulan, kita asumsikan 26 hari kerja, maka total keuntungan setiap bulan mencapai Rp 650 juta,” kata Nunung.

Gas oplosan: Dirtipidter Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nunung Syaifuddin di antara gas oplosan di Banjar Griya Kutri, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa 11 Maret 2025. Bareskrim Tangkap Pengoplos Gas Di Gianyar Bali, Keuntungan Pelaku Rp 650 Juta Per Bulan
Gas oplosan: Dirtipidter Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nunung Syaifuddin di antara gas oplosan di Banjar Griya Kutri, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa 11 Maret 2025. Bareskrim Tangkap Pengoplos Gas Di Gianyar Bali, Keuntungan Pelaku Rp 650 Juta Per Bulan (Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta)

Kata Nunung, para tersangka dijerat dengan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, yang dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi Rp 60 miliar. 

“Polri berkomitmen untuk terus melakukan penegakan hukum terhadap tindak pidana yang berkaitan dengan barang-barang yang disubsidi oleh pemerintah. Jika ada praktik demikian, segera laporkan pada kami,” tegasnya.

Sementara itu, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Bali berhasil mengungkap kasus penyalahgunaan BBM subsidi dan illegal minning di Bali

Kasus ini melibatkan 3 tersangka berinisial MJ, GK dan KP.

Dirreskrimsus Polda Bali, Kombes Pol Roy HM Sihombing di lokasi yang sama mengungkapkan, tersangka MJ ditangkap atas TKP Dusun Bingin Banjah, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. 

Dia diduga telah melakukan penyalahgunaan BBM subsidi dengan cara membeli BBM jenis bio solar yang merupakan BBM yang disubsidi pemerintah di SPBU, kemudian menjual kembali BBM tersebut ke lokasi penambangan batu.

Sementara itu, tersangka GK  diduga telah melakukan illegal minning dengan cara melakukan kegiatan usaha penambangan batu tanpa dilengkapi dengan izin dari pemerintah. 

Tersangka KP diduga telah melakukan penyalahgunaan BBM penugasan pemerintah dengan cara membeli BBM jenis Pertalite yang merupakan BBM penugasan pemerintah di SPBU, kemudian menjual kembali BBM tersebut ke warung-warung seputaran Denpasar Selatan.

Dalam kasus ini, pihaknya telah menyita barang bukti berupa 1 unit mobil pikap, 3 jeriken berisi BBM, 5 jeriken kosong, 1 selang, 2 unit ekskavator, dan beberapa sepeda motor. 

Tersangka dijerat dengan Pasal 55 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Pasal 158 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2020 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 6 tahun dan pidana denda paling banyak Rp 60.000.000.000 serta pidana penjara paling lama 5 tahun dan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000.000. 

“Kerugian negara akibat tindakan para tersangka mencapai Rp 1.525.000.000,” ujarnya. (weg)

Kumpulan Artikel Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved