Ramadan 2025
Pemudik Bali Diminta Berangkat pada 25-27 Maret, Dishub Bali Bangun 48 Titik Posko Pengamanan Mudik
pihak Kecamatan Pekutatan menegaskan tak pernah ada larangan pengarakan ogoh-ogoh di jalan raya Denpasar-Gilimanuk.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali meminta dan mengimbau kepada pemudik Lebaran atau Idul Fitri 1446 H/2025 yang akan berangkat dari Bali agar memulai perjalanan mudik di tanggal 25 Maret hingga 27 Maret 2025.
Hal ini disebabkan, di tanggal 23 Maret sampai 24 Maret akan ada pelaksanaan upacara melis ke segara.
Selain itu, pelaksanaan Pangerupukan serangkaian Hari Nyepi Tahun Saka 1947 bertepatan dengan puncak arus mudik di Bali.
“Karena setiap Kabupaten/kota adakan melis tentu akan ada kemacetan lebih baik sebelum tanggal 28 Maret (berangkat mudik) untuk kenyamanan pemudik,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Lalin Dishub Bali, I Putu Sutaryana, Senin 17 Maret 2025.
Baca juga: Tahun Ini Pasang 100 Titik LPJU, Usulan Masyarakat Masih Dikaji Dishub Karangasem
Terkait dengan antisipasi macet saat upacara melis, Sutaryana mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi melalui rapat koordinasi dengan Polda, kepolisian Kabupaten/Kota dibantu juga dengan pecalang terkait upacara melis karena berbarengan Idul Fitri agar tetap dibantu.
“Terutama di jalur Tabanan dan Gilimanuk dekat hotel yang di lapangan Negara itu biasanya ramai di sana. Kita mungkin di Denpasar bergantung desa adat masing-masing. Yang kita khawatirkan jalur Tabanan-Gilimanuk,” kata dia.
“Kemarin diprediksi tanggal 28 Maret Pengerupukan. Tanggal 26 dan 27 Maret dua hari sebelum pengerupukan. Intinya itu antisipasi oleh kepolisian termasuk pecalang Dishub Kabupaten/Kota,” kata dia.
Dishub Bali membuat posko pengamanan mudik di 48 titik. Kepala Bidang (Kabid) Lalin Dishub Bali, I Putu Sutaryana mengatakan 48 titik posko tersebut tersebar di 9 Kabupaten/Kota.
Dengan rincian di Kota Denpasar 6 titik, Kabupaten Badung 8 titik, Gianyar 4 titik, Klungkung 3 titik, Karangasem 3 titik, Bangli 3 titik, Buleleng 2 titik, Jembrana 6 titik, dan paling banyak di Tabanan 12 titik.
“Kami berharap ke pemudik yang mau ke luar Bali mohon antisipasi itu karena dari pelabuhan seperti yang disampaikan Kementerian di Gilimanuk dan Padangbai tanggal 28 itu sudah tidak bisa lagi (melayani penyeberangan). Dari jam 12 malam sampai tanggal 30 jam 06.00 pagi karena tanggal 29 kan Nyepi,” bebernya.
Sutaryana meminta agar umat Hindu di Bali agar sama-sama menghargai umat Islam yang akan mudik ke kampung halamannya.
Dia juga berharap untuk para pemudik agar di tanggal 28 Maret 2025 sudah tidak ada lagi yang melintas.
“Memang puncaknya tanggal 28 Maret, tapi itu masih kita antisipasi sampai sekitar jam 12 malam, harapan kami ke pemudik agar mudik di tanggal 25, 26, 27 Maret,” imbuhnya.
Nantinya akan ada penjagaan dari masing-masing Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota sejumlah dua orang juga dari kepolisian, bina marga serta kementerian.
“Terkait dengan penutupan itu juga jadi dari Kementerian dan Dishub Kabupaten/Kota kita akan koordinasikan terkait dengan imbauan. Karena imbauan tahun ini dengan sebelumnya hampir sama karena situasi Nyepi dan Idul Fitri kan barengan langsung nyambung. Kalau tahun lalu beda Idul Fitri beda Nyepi beda,” kata dia.
Sementara itu, pihak Kecamatan Pekutatan menegaskan tak pernah ada larangan pengarakan ogoh-ogoh di jalan raya Denpasar-Gilimanuk.
Hal ini untuk menjawab sebuah postingan yang beredar bahwa pemuda mengeluh dan mengaku siap “mundur” lantaran disebutkan tak diberikan mengarak ogoh-ogoh sampai ke jalan raya karena mudik.
“Yang tiang ketahui, bukan dilarang, hanya saja disesuaikan saja dengan pengguna jalan,” ungkap Camat Pekutatan, I Wayan Yudana saat dikonfirmasi, Senin 17 Maret 2025.
Dia menegaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan desa setempat (Pangyangan) perihal keluhan tersebut.
Pihak desa menegaskan sama sekali tidak pernah melarang untuk pengarakan ogoh-ogoh di jalan raya.
Mengingat pekan depan, merupakan Pangerupukan yang menjadi tradisi pengarakan ogoh-ogoh namun bertepatan dengan puncak arus mudik Lebaran 2025.
Sehingga diprediksi aktivitas di jalur nasional Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk bakal meningkat karena kendaraan menuju Pelabuhan Gilimanuk.
“Hanya mengimbau, agar proses arak-arakan (ogoh-ogoh di jalan raya) diatur dengan baik dan saling menghormati dengan pengguna jalan,” tegasnya.
Disinggung mengenai teknis pelaksanaannya nanti, Yudana mengungkapkan pihak Desa Adat Pangyangan bakal menggelar rapat bersama para pihak untuk membahas teknis pengaturannya nanti.
Diharapkan, hasil rapat Senin 17 Maret malam nanti akan memberikan jawaban atas keluhan yang disampaikan tersebut.
“Dan terkait dengan teknis pengaturannya akan dirapatkan nanti (tadi) malam oleh Desa Adat setempat,” tandasnya.
Terpisah, Kapolsek Pekutatan, Kompol I Putu Suarmadi juga menampik perihal keluhan yang disampaikan melalui media sosial tersebut.
Namun, ia akan menunggu teknis pelaksanaan lebih lanjut sesuai hasil rapat tadi malam.
Sehingga diharapkan semua pihak bisa menyesuaikan pelaksanaannya sesuai kesepakatan nanti.
“Tidak seperti itu,” ucapnya singkat.
Sementara itu, Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem akan ditutup total selama 24 jam, saat perayaan Hari Raya Nyepi pada Sabtu 29 Maret 2025.
Sehingga diharapkan masyarakat yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Lembar, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sebaliknya untuk bisa mudik lebih awal.
“Kalau bisa masyarakat untuk bisa mudik lebih awal,” ungkap Manajer ASDP Padangbai, Andri Matte, Senin 17 Maret 2025.
Dengan situasi Hari Raya Nyepi, puncak arus mudik di Pelabuhan Padangbai diperkirakan pada Kamis 27 Maret 2025 dan Jumat 28 Maret 2025.
Sementara karena malam takbiran Idul Fitri akan berlangsung Minggu 30 Maret 2025 malam, sehari setelah Hari Raya Nyepi petugas tetap disiagakan di Pelabuhan Padangbai untuk mengantisipasi adanya peningkatan penumpang menuju Pelabuhan Lembar dan sebaliknya.
“Anak sekolah sudah mulai libur pada tanggal 20 Maret 2025. Jadi kami imbau kalau bisa tidak serempat mudik pada tanggal 27 dan 28 Maret 2025 agar tidak terlampau crowded,” jelas dia.
Sementara pantauan di Pelabuhan Padangbai, Senin 17 Maret 2025, situasi penumpang masih landai. Aktivitas pelabuhan masih normal.
“Kalau saat ini belum signifikan (penumpang). Peningkatan penumpang kami prediksi mulai tanggal 21 Maret 2025. Saat itu sudah mulai libur sekolah,” ungkap Andri Matte.
Sementara terkait persiapan, nantinya akan dibangun pos terpadu untuk pelayanan para pemudik di Pelabuhan Padangbai. Untuk mudik nanti telah dipastikan 2 dermaga dan 21 armada kapal telah siap, untuk melayani pemudik jelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri. (sar/mit/mpa)
Kebijakan Work From Anywhere
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho memperkirakan pergerakan arus mudik dimulai pekan depan menyusul adanya kebijakan Work From Anywhere (WFA).
Awalnya, ia menyampaikan operasi ketupat untuk wilayah Jawa, Lampung dan Bali akan dimulai 23 Maret.
“Karena ada kebijakan pemerintah yang mengawali lebih awal sudah membuat kebijakan tentang WFA di timeline, maka dari itu diperkirakan nanti para pemudik itu akan terurai dari awal,” kata Kakorlantas, Senin 17 Maret 2025.
Polri melaksanakan operasi ketupat mulai tanggal 23 Maret sampai tangal 8 April 2025 khusus Jawa, Lampung Bali, yang lainnya tetap tanggal 26 Maret.
Sedangkan kebijakan WFA telah diumumkan pemerintah bisa dilakukan bagi ASN sejak 24 Maret hingga 27 Maret.
Atas hal itu, Kakorlantas memprediksi, pergerakan arus mudik bakal dimulai sejak 19 Maret.
“Dimungkinkan tanggal 22, 21 tanggal 20 dan 19 ini sudah mulai masyarakat bergerak mengawali untuk berangkat mudik,” ujar Kakorlantas.
Agus mengatakan untuk menghadapi lebaran tahun ini pihaknya bersama para pemangku kepentingan terkait, telah mempersiapkan serangkaian strategi untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan arus mudik lebaran 2025.
“Strategi dan langkah yang kami ambil antara lain, rekayasa lalu lintas, penerapan sistem ganjil-genap untuk mengurangi volume kendaraan di jalan raya selama periode mudik,” lanjut Agus.
Korlantas Polri juga mengimbau masyarakat untuk memeriksa kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan mudik, termasuk rem, ban, dan mesin, guna memastikan keselamatan selama perjalanan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan arus mudik lebaran 2025 dapat berjalan dengan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
Sementara itu Polda Metro Jaya menyiapkan 4.000 personel gabungan mengawal jalannya Operasi Ketupat Jaya 2025.
“Tentunya dalam kegiatan ini, kita membahas rangkaian kegiatan dalam rangka Operasi Ketupat Jaya 2025, yang tentunya akan kita mulai nanti pada tanggal 23 Maret sampai dengan 8 April,” ujar Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Tory Kristianto.
Kombes Tory menuturkan pelaksanaan daripada Operasi Ketupat Jaya 2025 lebih kurang berjalan selama 17 hari dengan tagline “Mudik Aman Keluarga Nyaman”.
Polda Metro Jaya juga dibantu dengan jajaran TNI maupun stakeholder lainnya, untuk mengantisipasi segala kemungkinan, baik itu arus mudik maupun arus balik.
Selain itu beberapa kegiatan ibadah kegiatan sholat ied, termasuk juga kegiatan tempat-tempat rekreasi yang nantinya menjadi tujuan daripada masyarakat ketika sedang melaksanakan liburan.
“Tadi sudah kita bahas bersama-sama tentunya kita berharap, selama pelaksanaan daripada kegiatan operasi ketupat ini dapat berjalan dengan lancer,” ujarnya.
Tory menambahkan bahwasanya kegiatan Operasi Ketupat ini adalah operasi kemanusiaan memberikan suatu pelayanan terbaik kepada masyarakat semuanya.
Menurutnya akan 100 titik selama berlangsung Operasi Ketupat 2025 di antaranya Pos Pam, Pos Yan, dan Pos Terpadu. (tribun network/nas/wly)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.