Berita Gianyar
Per Januari 2025, Ada 1.146 Balita Stunting Di Gianyar Bali
Berdasarkan hasil pengukuran SKI tahun 2023, angka stunting di Kabupaten Gianyar sebesar 6,3 persen.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Masalah stunting di Kabupaten Gianyar, Bali, masih menjadi persoalan serius.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, terus melakukan cara untuk menurunkan kasus stunting.
Terbaru, Pemkab Gianyar menggelar Rembug Stunting dan Pelaksanaan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Ruang Rapat Bappeda Gianyar, Selasa 25 Maret 2025 pagi.
Rembug ini bertujuan untuk membahas strategi penurunan angka stunting di Kabupaten Gianyar.
Baca juga: Walikota Jaya Negara Buka Rembuk Stunting Denpasar, Komitmen Cegah Stunting, Tuju SDM Berkualitas
Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Gianyar, I Ketut Mudana mengungkapkan, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka stunting nasional sebesar 24,4 persen dan terus menurun menjadi 21,6 persen di tahun 2022, serta 21,5 persen di tahun 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Di Kabupaten Gianyar, angka stunting juga menunjukkan penurunan.
Berdasarkan hasil pengukuran SKI tahun 2023, angka stunting di Kabupaten Gianyar sebesar 6,3 persen.
Namun, berdasarkan data EPPGBM, jumlah balita stunting di Kabupaten Gianyar meningkat dari 1.082 (4,39 persen) di bulan Desember 2024 menjadi 1.146 (4,7 persen) di bulan Januari 2025.
"Meskipun angka stunting menurun, masih perlu perhatian dan upaya untuk mengurangi angka stunting di Kabupaten Gianyar. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan aksesibilitas terhadap gizi yang baik, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya.
Dalam upaya menurunkan angka stunting, Pemkab Gianyar akan melakukan beberapa strategi, antara lain, optimalisasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pangan lokal kaya protein hewani bagi ibu hamil KEK dan balita gizi kurang, penyediaan akses sumber air minum layak bagi kesehatan dan penyediaan akses sanitasi layak (bedah rumah, jamban sehat), serta penyediaan dapur bersih dan sehat
"Dengan strategi ini, diharapkan angka stunting di Kabupaten Gianyar dapat diturunkan dan kualitas hidup masyarakat dapat ditingkatkan," ujar Mudana.
Kepala DP3AP2KB Gianyar, I Gusti Agung Sri Widiawati, mengungkapkan bahwa pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting telah dilakukan oleh 397 kelompok/tim dengan total 1.191 orang Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Tujuan dari pendampingan ini adalah untuk mendapatkan gambaran angka prevalensi stunting Kabupaten Gianyar yang terupdate dan tervalidasi.
Dengan data yang akurat, kata dia, Pemerintah Daerah dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam menyusun program dan kegiatan percepatan penurunan stunting.
Acara Rembug Stunting Kabupaten Gianyar tahun 2025 juga dihadiri oleh narasumber dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Dokter Ni Luh Gede Sukardiasih yang menyampaikan materi tentang Kebijakan Kemendukbangga/BKKBN dalam Penanganan Stunting.
Di akhir acara, dilakukan penandatanganan hasil kesepakatan Rembug Stunting Kabupaten Gianyar tahun 2025.
Dengan kesepakatan ini, diharapkan upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Gianyar dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. (*)
Kumpulan Artikel Gianyar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.