Seputar Bali
Terjadi LAGI! Warga di Jembrana Tak Jaga Toleransi Hari Raya Nyepi 2025 di Bali, Hidupkan Petasan
Terjadi lagi, warga diduga non-Hindu tak menghormati hari raya Nyepi pada tahun 2025 di Bali dengan keluar dan berkerumun di jalanan.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Terjadi lagi, warga diduga tinggal di Jembrana tak menghormati hari raya Nyepi pada tahun 2025 di Bali dengan keluar dan berkerumun di jalanan.
Tindakan ini tentu jadi bentuk tidak toleransi antar umat beragama.
Tindakan ini diunggah oleh salah satu akun media sosial Instagram dengan nama akun @global.bali.
Dalam video yang diunggah tersebut terlihat banyak sekali orang yang diduga adalah warga wilayah di sebuah desa di Jembrana yang keluar beramai-ramai di jalan.
Baca juga: Tiga Bayi Lahir Saat Momen Hari Suci Nyepi di Jembrana, Dua Perempuan dan Satu Laki-Laki
Bahkan menghidupkan lampu dan berjualan seperti biasa di sepanjang jalan.
Kejadian ini diketahui terjadi di Jln. Katu lampo, lingkungan Loloan timur, kel. Loloan timur, kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana.
Dalam video tersebut juga terlihat beberapa orang terlihat menyalakan petasan dan mengganggu warga yang merayakan hari raya Nyepi.
Akun @global.bali juga membuat deskripsi yang menunjukan rasa kecewa.
Bahkan banyak komentar netizen yang mengecam tindakan tersebut.
Baca juga: Tiga Bayi Lahir Saat Momen Hari Suci Nyepi di Jembrana, Dua Perempuan dan Satu Laki-Laki
Akun @global.bali menulis:
“Pelecehan hari suci nyepi terus berlanjut”
“Lokasi: Jln. Katu lampo, lingkungan Loloan timur, kel. Loloan timur, kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana.”
“Tempatnya sebelah timur jembatan Belli/ jembatan panjang.”
“Pada Hari Sabtu Tanggal 29 Maret 2025 tepatnya Pukul 21.00 Wita.”
“Beginikah cara masyarakat untuk saling menjaga toleransi antar Umat beragama? Hindu punya Hari Raya suci, muslim punya punya hari suci untuk saling menghargai,”
“Kenapa di hari suci penyepian, sama sekali rasa menghargai tidak ada .. berjualan sampai malam, menyalakan lampu sampe malam,”
“Bahkan, ada beberapa anak muda yang menyalakan petasan,”
Baca juga: Gelar Rapat Terkait Pelanggaran Saat Hari Suci Nyepi, FKUB Jembrana Ambil Sikap
Sementara itu, Kapolres Jembrana, AKBP Endang Tri Purwanto mengakui sangat menyayangkan penyebar video yang sudah membuat gaduh suasana.
Padahal sejatinya toleransi antar umat beragama di Gumi Makepung ini sudah terjalin sangat baik.
Namun, kata dia, untuk mengantisipasi hal serupa terulang lagi kedepannya agar dicarikan solusi.
Segera wacanakan kesepakatan bersama untuk kebaikan seluruh masyarakat.
"Selama ini sudah terjalin toleransi yang sangat baik,”
“Untuk kedepannya apabila ada aturan yang harus dibuat mari kita wacanakan untuk kesepakatan bersama, kami siap menerima masukan dan kritikan dari masyarakat."
"Intinya mari kita jaga kerukunan yang sudah terjalin sejak dahulu dan lebih baik lagi kedepannya," tegasnya.
Hingga berita ini diunggah, belum ada pernyataan resmi dari kepala desa maupun kelurahan yang bersangkutan mengenai tindakan ini. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.