bisnis
Hotel Melati di Buleleng Lebih Diminati Wisatawan Ketimbang Hotel Berbintang, Simak Alasannya!
Menurut Dody, meningkatnya okupansi hotel melati karena beberapa faktor. Misalnya dari sisi harga yang lebih murah ketimbang hotel berbintang.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Tingkat hunian (okupansi), hotel kelas melati di Buleleng mengalami peningkatan pada hari raya Idul Fitri 2025. Kondisi ini justru berbanding terbalik daripada okupansi hotel berbintang.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, Rabu (2/4/2025). Dody menyebut pada momentum libur hari raya Idul Fitri ini, okupansi hotel non bintang atau hotel melati mengalami peningkatan.
"Okupansinya mencapai 60 hingga 70 persen. Setiap harinya bisa 5 hingga 15 kamar terisi," ucapnya.
Baca juga: PERIKSA Setiap Orang Masuk Bali, Antisipasi Pelanggaran Hingga Kriminalitas Pakai Alat Deteksi
Baca juga: TEWAS Usai Tabrak Tiang WiFi, Putu Astika Hendak Salip Mobil Namun Oleng di Jalan Singaraja-Lovina!
Menurut Dody, meningkatnya okupansi hotel melati karena beberapa faktor. Misalnya dari sisi harga yang lebih murah ketimbang hotel berbintang.
Selain faktor harga, kebanyakan pelancong yang datang saat ini merupakan backpacker. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk tinggal dan lebih memilih akomodasi yang lebih terjangkau.
"Hotel melati ini karena membidik segmen low price. Karena hotel melati harga per kamarnya Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu per kamar per malam," sebutnya.
Dody tak memungkiri kondisi ini berbanding terbalik, dengan okupansi hotel berbintang. Di mana rata-rata tingkat hunian berada di kisaran 40 persen, khususnya wilayah Lovina.
"Daerah lain malah lebih rendah. Misalnya di wilayah Pemuteran, tingkat okupansinya 30 persen. Sedangkan di Buleleng Timur dan Buleleng Selatan tingkat okupansinya 25 persen," kata Dody.
Kendati okupansi masih rendah, Mantan Camat Buleleng ini mengatakan masih tetap optimis tingkat hunian akan meningkat pada akhir pekan ini.
Apalagi libur Lebaran masih panjang. "Kami berharap okupansi akan mulai meningkat, terutama pada tanggal 5 hingga 6 April," imbuhnya.
Kendati ada perbedaan tingkat hunian pada hotel berbintang dan melati, keduanya tetap menyumbang pendapatan asli daerah (PAD). "Retribusinya sebesar 10 persen," tandasnya. (mer)
TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras & Daging Naik |
![]() |
---|
Industri Furnitur Diprediksi Tumbuh Moderat, Simak Alasannya Berikut Ini |
![]() |
---|
RUPIAH Anjlok ke Rp16.601 Per Dolar AS, Simak Alasannya! |
![]() |
---|
Motor Listrik Harapan Masa Depan & Ramah Lingkungan, Maka Motors Liat Potensi Pasar Tinggi di Bali |
![]() |
---|
Gabungkan Konsep Skandinavia, Jepang dan Bali dalam Sebuah Hunian, Hadirkan Nuansa Rumah Nyaman! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.