Kunci Jawaban
Jawaban Soal PAI Kelas 9 Semester 2 Halaman 226 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 3
Simak nih, berikut ini jawaban soal PAI kelas 9 Semester 2 Halaman 226 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 3 tentang riwayat saling menghargai.
Imam Malik pun memuliakannya sebagaimana ia memuliakan orang berilmu lainnya.
Kemudian di hadapan Imam Malik, Imam Syafi’i melantunkan bait-bait al-Muwaththa’ dengan cara menghafal dan sungguh fasih.
Bacaannya membuat Imam Malik terkagum-kagum sambari memujinya, sambil meminta Syafi’i untuk memperbanyak lagi hafalannya.
Saat Imam Syafi’i tinggal di Irak, beliau mulai menyusun kitab qadim(lama)nya yang berjudul Al-Hujjah.
Di dalam kitab Al-Hujjah inilah, beliau banyak memasukkan fatwa-fatwa atau ajaran-ajaran dari imam-imam sebelumnya, yakni imam Abu Hanifah dan Imam Maliki.
Dalam kisah yang lain diceritakan saat Imam Syafi’i dan Imam Maliki saling berkunjung ke rumah masing-masing, Imam Syafi’i yang dalam ajarannya men sunnah–ab’adkan qunut dan setiap mendirikan sholat subuhnya beliau selalu menggunakan qunut.
Namun, tiba saat beliau menginap di rumah Imam Malik lantas ketika solat subuh diminta menjadi Imam, beliau tidak menggunakan qunut, sebab Imam Maliki dikenal dalam ajarannya tidak pernah memakai qunut dalam solat subuhnya.
Begitu juga saat Imam Maliki menginap di rumah Imam Syafi’i, dan diminta untuk mengimami solat subuh maka Imam Maliki akan menggunakan qunut dalam solat subuhnya untuk menghormati Imam Syafi’i yang sedang berposisi sebagai ma’mun.
Baca juga: Jawaban Soal PAI Kelas 9 Semester 2 Halaman 219 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1
Klasifikasi Bermazhab
Generasi muslim yang saleh, mungkin dari kalian sudah ada yang mendengar istilah taklid, ittibā’ dan ijtihad, atau baru saat ini mendengar istilah tersebut?
Dalam ilmu ushul fiqih, ketiga istilah tersebut termasuk dalam klasifikasi bermazhab, perhatikan penjelasan berikut:
a) Taklid
Kata taqlid berasal dari bahasa Arab “Qallada”, yaqallidu’, “taklidan”, artinya meniru seseorang dan sejenisnya.
Adapun pengertian taklid menurut Imam Al-Ghazali adalah menerima perkataan orang lain yang tidak ada alasannya.
Bolehkah kita bertaklid? Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin dalam buku Ushul Fiqh II menerangkan, hukum taklid bisa dipandang mubah (boleh) bagi orang-orang awam yang belum sampai pada tingkatan sanggup mengkaji dalil hukum-hukum syariat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.