Berita Bali
Ratusan Siswa SMP di Buleleng Tidak Bisa Membaca, Kadisdikpora Bali Sebut Belum Tahu
Sejumlah 400 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Buleleng tidak bisa membaca. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan kualitas pendidikan selama
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Ratusan Siswa SMP di Buleleng Tidak Bisa Membaca, Kadisdikpora Bali Sebut Belum Tahu
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sejumlah 400 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Buleleng tidak bisa membaca.
Hal ini disebabkan terjadinya penurunan kualitas pendidikan selama pandemi Covid-19.
Anehnya, Kepala Disdikpora Bali Boy Jayawibawa mengatakan tak mengetahui hal tersebut.
Baca juga: Targetkan 50 Siswa Kurang Mampu, Disdik Gianyar Susun Regulasi Beasiswa PTN 2025
“Belum tahu, saya belum dapat koordinasi sama Kadisdikpora Buleleng. Nanti setelah ini ya,” jelasnya usai ditemui di Art Center pada, Kamis 10 April 2025.
Ia mengatakan belum pernah ada kejadian di sektor pendidikan selama ini.
Maka dari itu, ia akan berkoordinasi dengan Kadisdikpora Kabupaten Buleleng untuk mengatensi hal tersebut.
Baca juga: Uji Kemampuan Siswa Sebelum Ikuti CBT, SNBT dan CAT SKD, National Winner Talent Competition Hadir
“Nanti saya koordinasi dengan Kadisdikpora Buleleng,” bebernya.
Sebelumnya, ratusan siswa tingkat SMP di Kabupaten Buleleng, Bali belum mampu membaca.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, I Made Sedana.
Menurut Sedana, kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.
Baca juga: 112 Siswa SMADARA Lolos SNBP, 6 Siswa Diterima di Fakultas Kedokteran, Janiarta: Perhatian Ekstra
"Jumlahnya bervariasi di tiap sekolah mulai dari beberapa siswa saja hingga puluhan siswa. Sekolahnya tersebar hampir di seluruh SMP di sembilan kecamatan yang ada," ujarnya di Singaraja, Kamis (3/4/25) seperti dikutip Antara, via Kompas.com.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dewan Pendidikan bersama Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, terdapat lebih dari 400 siswa yang masih kesulitan dalam membaca dan mengeja.
Bahkan, sebagian di antaranya belum bisa membaca sama sekali.
Baca juga: Siswa SMAN 4 Denpasar Raih Juara 3 di Jelang, Kompetisi Bisnis Tingkat Asia Pasifik
Data tersebut diperoleh dari informasi para kepala sekolah yang disampaikan ke Disdikpora dan kemungkinan jumlahnya masih akan bertambah karena data tersebut belum mencakup madrasah, hanya sekolah-sekolah di bawah naungan dinas.
Sedana menyebut bahwa data tersebut menunjukkan adanya masalah serius dalam proses pembelajaran anak di sekolah.
Salah satu penyebabnya diyakini akibat penurunan kualitas pendidikan selama masa pandemi COVID-19, terutama di jenjang SD dan karena beberapa faktor lainnya. (*)
Berita lainnya di Pendidikan di Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.