Sebanyak 10 Puisi Dijadikan Musikalisasi Komunitas Tunanetra Bali, Akan Tampil Di DNA Denpasar

“Kami tidak pernah memaksa. Mereka bebas memilih alat musik yang mereka suka. Kami hanya mendampingi, menyediakan pelatih, dan membiarkan mereka mengekspresikan diri. Dan ternyata, banyak yang awalnya asing dengan puisi kini bisa membacakannya dengan begitu dalam,” ungkap Dayu.

Dayu Pradnyani kagum dan bangga anak-anak didiknya terlibat langsung dalam proses membuat album tersebut.

”Kami tidak diajimumpungkan. Anak-anak diajak betul-betul terlibat sejak awal, bukan hanya ditampilkan di akhir,” tuturnya.

Anak-anak tersebut masih duduk di bangku SMP dan SMA. Dengan usia sekitar 15 tahun hingga 22 tahun. 

Sambung Heri, saat mendampingi anak-anak mengerjakan musikalisasi puisi, perasaan lebih kuat. Bahkan, dengan puisi yang dibawakan membuat mereka tersentuk dan mudah terbawa perasaan.

”Puisi yang terlalu dalam ketika saya menceritakan terus kebawa. Bisa langsung agak lama membalikkannya. Saya berikan pengertian ini cuma karya kalau pentas saja gunakan rasa ini. Sudah selesai latihan masih baper,” tutupnya. 

Kumpulan Artikel Bali