Berita Denpasar
Tradisi Ngerebong di Kesiman Denpasar Bali, Pembersihan Sekala Niskala, Puluhan Orang Kerauhan
Ribuan Krama Ikuti Prosesi Ngerebong di Kesiman Denpasar, Puluhan Orang Kerauhan dan Ngurek
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Bendesa Desa Adat Kesiman, I Ketut Wisna mengatakan, ribuan pemedek melakukan persembahyangan ke pura saat prosesi ini digelar.
"Itu baru yang di wilayah Kesiman, belum lagi dari luar. Karena ada pemedek dari Pemogan, Sanur dan beberapa desa lainnya," katanya.
Di mana untuk persembahyangan tersebut sudah bisa dilakukan mulai pukul 08.00 Wita.
Sementara itu, pukul 10.00 Wita, Ida Bhatara mulai ngelunganin atau hadir ke pura yang sudah diatur untuk Kesiman Petilan, Kesiman Kertalangu maupun Kelurahan Kesiman
Ia menambahkan, Desa Adat Kesiman terdiri dari 32 banjar adat dan juga ada beberapa krama dari luar Kesiman yang hadir dalam prosesi ini.
Ia menjelaskan, Ngerebong sendiri memiliki filosofi melaksanakan pembersihan alam semesta sekala niskala.
Hal ini dikarenakan ada prosesi nguntar bumi, di mana poleng Kesiman diturunkan untuk pembersihan alam semesta sekala niskala.
Bahkan menurutnya, Ngerebong ini kerap disebut sebagai Magalung di Kesiman
“Karena seperti suasana Galungan, masyarakat berbelanja membeli jajan, daging babi, kemudian juga dipersembahkan seperti layaknya Galungan,” katanya.
Selain itu, ada juga yang menyebut Ngerebong dengan sebutan ngereh lemah.
“Karena ada ritual ngunying (ngurek, menusuk tubuh dengan keris dalam kondisi trance) dan dilaksanakan saat matahari masih ada. Kan biasanya dilakukan saat malam prosesi seperti itu, sementara di Kesiman saat matahari terang,” katanya. (*)
Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.