Abrasi di Bali
BELASAN KK Terdampak, Halaman Warga Jadi Solusi, Jalan Pesisir Pebuahan Hancur Dihantam Abrasi
BPBD Jembrana menyebutkan pesisir Gumi Makepung menjadi wilayah dengan potensi gelombang ekstrim dan abrasi karena berbatasan dengan laut.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Sebanyak 15 kepala keluarga (KK) warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana terdampak akibat jalan rabat beton yang hancur. Jalan rabat beton yang berada di pesisir pantai ini hancur digempur ombak ganas sejak sepekan terakhir.
BPBD Jembrana menyebutkan pesisir Gumi Makepung menjadi wilayah dengan potensi gelombang ekstrim dan abrasi karena berbatasan dengan laut.
Menurut informasi yang diperoleh, lokasi hancurnya jalan rabat beton tersebut berada di sebelah barat tanggul pengaman pantai atau revetment yang baru selesai dibangun pada tahun 2024 lalu.
Sedikitnya ada sekitar 5 meter rabat beton yang hancur. Dampaknya, warga terpaksa memanfaatkan halaman rumah warga untuk akses jalan motor dan pejalan kaki.
Baca juga: Progres 85 Persen, Proyek Jalan Pakisan - Klandis Buleleng Baru Dibayar 30 Persen
Baca juga: Pasca Viral Jalan Rusak, Wabup Buleleng Datangi Jalan Pakisan - Klandis
"Sudah sekitar sepekan terakhir (ombak ganas). Hingga akhirnya jalan rabatan beton tersebut hancur. Lokasinya tak jauh dari bangunan pengaman pantai yang baru selesai tahun lalu," kata Kelian Banjar Pebuahan, Kanzan, Selasa (13/5).
Menurutnya, kerusakan jalan tersebut tidak sampai membuat warga terisolasi. Sebab, akses jalan nelayan tersebut terbatas untuk membawa hasil tangkapan ikan karena hanya bisa menggunakan motor.
Terpisah, Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengakui telah meminta Tim reaksi cepat untuk melakukan asesmen. Hal ini untuk melihat secara langsung kondisi jalan rabat beton yang rusak tersebut.
Menurutnya, pesisir Jembrana menjadi salah satu wilayah yang potensi ancaman bencana dari gelombang tinggi dan abrasi. Sebab, semua pesisir di semua kecamatan yang ada berbatasan langsung dengan laut.
"Secara umum Kabupaten Jembrana memiliki dominan kelas risiko tinggi untuk bencana gelombang ekstrim dan abrasi," ungkapnya. "Petugas kita minta kesana untuk assessment," tandasnya. (mpa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.