Abrasi di Bali

BELASAN KK Terdampak, Halaman Warga Jadi Solusi, Jalan Pesisir Pebuahan Hancur Dihantam Abrasi

BPBD Jembrana menyebutkan pesisir Gumi Makepung menjadi wilayah dengan potensi gelombang ekstrim dan abrasi karena berbatasan dengan laut.

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
JALAN RUSAK - Kondisi jalan rabat beton di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru Kecamatan Negara, Jembrana yang hancur digempur ombak ganas, Selasa (13/5). 

TRIBUN-BALI.COM - Sebanyak 15 kepala keluarga (KK) warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana terdampak akibat jalan rabat beton yang hancur. Jalan rabat beton yang berada di pesisir pantai ini hancur digempur ombak ganas sejak sepekan terakhir. 

BPBD Jembrana menyebutkan pesisir Gumi Makepung menjadi wilayah dengan potensi gelombang ekstrim dan abrasi karena berbatasan dengan laut. 

Menurut informasi yang diperoleh, lokasi hancurnya jalan rabat beton tersebut berada di sebelah barat tanggul pengaman pantai atau revetment yang baru selesai dibangun pada tahun 2024 lalu.

Sedikitnya ada sekitar 5 meter rabat beton yang hancur. Dampaknya, warga terpaksa memanfaatkan halaman rumah warga untuk akses jalan motor dan pejalan kaki.

Baca juga: Progres 85 Persen, Proyek Jalan Pakisan - Klandis Buleleng Baru Dibayar 30 Persen

Baca juga: Pasca Viral Jalan Rusak, Wabup Buleleng Datangi Jalan Pakisan - Klandis

"Sudah sekitar sepekan terakhir (ombak ganas). Hingga akhirnya jalan rabatan beton tersebut hancur. Lokasinya tak jauh dari bangunan pengaman pantai yang baru selesai tahun lalu," kata Kelian Banjar Pebuahan, Kanzan, Selasa (13/5).

Menurutnya, kerusakan jalan tersebut tidak sampai membuat warga terisolasi. Sebab, akses jalan nelayan tersebut terbatas untuk membawa hasil tangkapan ikan karena hanya bisa menggunakan motor.

Terpisah, Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengakui telah meminta Tim reaksi cepat untuk melakukan asesmen. Hal ini untuk melihat secara langsung kondisi jalan rabat beton yang rusak tersebut.

Menurutnya, pesisir Jembrana menjadi salah satu wilayah yang potensi ancaman bencana dari gelombang tinggi dan abrasi. Sebab, semua pesisir di semua kecamatan yang ada berbatasan langsung dengan laut. 

"Secara umum Kabupaten Jembrana memiliki dominan kelas risiko tinggi untuk bencana gelombang ekstrim dan abrasi," ungkapnya. "Petugas kita minta kesana untuk assessment," tandasnya. (mpa)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved