Berita Karangasem

Tempat Riset di Tulamben Karangasem Pakai PLTS Atap, Bantu Saat Blackout di Bali

Ada 64 unit modul yang memiliki kekuatan 16 kWp. Menurut Rahmadi dapat mengurangi pemakaian listrik PLN sekitar 30 persen

|
Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
PLTS atap di Bali sudah digunakan dibeberapa pelosok Desa di Bali salah satunya di Jalan Muntig, Tulamben, Kubu, Karangasem. Tempat Riset di Tulamben Karangasem Pakai PLTS Atap, Bantu Saat Blackout di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA –  Potensi total PLTS Atap di Bali berkisar antara 49.504 – 129.778 kWp. 

PLN sendiri telah membangun 36 PLTS Atap dengan total kapasitas 869 kWp di Bali

Selain itu, kapasitas terpasang PLTS Atap di Bali hingga 2023 mencapai 7.58 Pelanggan & MWp. 

Kendati demikian, rupanya PLTS Atap di Bali sudah digunakan di beberapa pelosok desa, salah satunya di Jalan Muntig, Tulamben, Kubu, Karangasem. 

Baca juga: Alirkan Listrik ke Sumur Bor untuk 500 Pelanggan, Warga Bondalem Buleleng Manfaatkan PLTS Atap

Menjadi daerah kering dengan sinar terik matahari membuat MERO (Marine Education & Research Organisation) memasang PLTS Atap untuk mencari sumber listrik lain. 

Hal tersebut terungkap usai Jelajah Energi Bali bersama IESR berkunjung ke Karangasem

“Kami punya freezer minus 80 untuk menjaga spesies kalau itu mati chaos,” kata Founder Mero Foundation, Rahmadi Prasetyo, Sabtu 24 Mei 2025. 

Mero yang fokus di bidang kelautan, tempatnya berdampingan dengan lokasi Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem.

“Kami manfaatkan matahari karena potensi di Karangasem terik, jarang hujan, tetapi yang kedua memang kami sudah dari awal kepingin ada satu konsep ramah lingkungan. Ini bagian dari komitmen kami terhadap lingkungan,” imbuhnya. 

Ada 64 unit modul yang memiliki kekuatan 16 kWp. Menurut Rahmadi dapat mengurangi pemakaian listrik PLN sekitar 30 persen. 

Dengan menggunakan PLTS Atap untuk  menjamin listrik di sini aman harus ada backup untuk mempertahankan menghidupi laboratorium.

“Kami ada alat mikroskop yang bisa melihat biota laut spesies baru. Kita bisa menjelaskan mendeskripsikan melalui foto terkait spesies baru yang ditemukan, misalnya siput laut salah satu biota laut yang menjadi kegemaran dari fotografer bawah laut. Itu semua kecil-kecil,” imbuhnya. 

Ada juga ruangan screening electron microscope (SEM). Mikroskop dapat diperbesar 30 ribu kali. 

Lab Mero Foundation ini berfungsi meneliti jika menemukan spesies baru.

”Itu kami pakai alat itu mikroskop melihat. Jadi giginya nyamuk itu bisa tahu, susunan giginya bisa tahu,” sambungnya. 

Bali yang dikelilingi laut yang kaya akan spesies baru. Maka, Rahmadi menggagas lembaga edukasi ini. Tempat riset juga butuh energi yang tinggi. 

Listrik tidak boleh mati karena harta penting bakteri atau spesies-spesies yang diteliti harus terjaga.

”Sangat dijaga, tidak boleh istilahnya kalau misal kemarin black out seminggu itu chaos banget pasti, harta kita di sini bakteri-bakteri,” kelasnya.

Penelitian yang sedang berjalan, meneliti bakteri untuk penghancur plastik. Salah satu komitmen pemerintah bebas sampah plastik.

”Salah satu sedang studi bakteri pendegradasian. Itu salah satu disimpannya di freezer di sini dengan -80 derajat. Tidak hilang tidak boleh mati karena itu kekayaan kami,” ucapnya.

Rahmadi menekankan, tidak hanya pariwisata butuh listrik tapi juga bidang riset. Diharapkan Bali segera mandiri energi gunakan energi bersih.

”Bali itu harus mandiri secara energilah. bukan hanya pariwisata yang bergantung, kami riset ini amat sangat tergantung listrik,” pungkasnya

Pemanfaatan PLTS atap di Bali tidak hanya berkontribusi pada peningkatan penggunaan energi bersih dan pengurangan emisi karbon, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi para penggunanya. 

Alvin Sisdwinugraha, Analis Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, IESR menjelaskan studi Indonesia Solar Energy Outlook (ISEO) 2025 oleh IESR menunjukkan bahwa pengembalian investasi PLTS atap bagi bangunan komersial skala menengah (sekitar 6600 kVA) tercapai dalam waktu 11–12 tahun melalui penghematan tagihan listrik. 

Bali menjadi salah satu provinsi dengan adopsi PLTS atap tertinggi hingga 2024, dengan total instalasi lebih dari 5 MW yang tersebar pada hampir 400 pelanggan.

“Selain itu, dalam sistem jaringan Jawa-Madura-Bali terdapat kuota PLTS atap sebesar 825 MW untuk tahun 2024, di mana hanya sekitar 50 MW yang belum terserap,” kata Alvin. 

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved