Berita Bali
RSUD Bali Mandara Akan Miliki Layanan Jantung Intervensi Non Bedah
RSUD Bali Mandara buka layanan kateterisasi jantung (Cathlab) dan akan memiliki layanan Jantung Intervensi Non-Bedah (PCI).
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
RSUD Bali Mandara Akan Miliki Layanan Jantung Intervensi Non Bedah
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – RSUD Bali Mandara buka layanan kateterisasi jantung (Cathlab) dan akan memiliki layanan Jantung Intervensi Non-Bedah (PCI).
Untuk menunjang layanan Jantung Intervensi Non-Bedah (PCI), RS Bali Mandara menyelenggarakan, kegiatan proktorsif Perdana pada tanggal 29–30 Mei 2025.
Sayangnya, dalam pengobatan untuk layanan jantung menggunakan cathlab maupun intervensi non-bedah harganya sangat tidak terjangkau karena RSBM belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Baca juga: SMKN dan SMAN Bali Mandara Mulai Buka Pendaftaran Penerimaan Siswa Baru
Direktur RS Bali Mandara dr I Gusti Ngurah Putra Dharma Jaya mengatakan, harga yang bisa dihabiskan pasien untuk pengobatan minimal Rp50 juta hingga Rp100 juta.
Sementara itu, RS Prof Ngoerah memiliki pelayanan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan antreannya panjang, maka sebagian pasien di RS tipe A itu harus segera dialihkan ke RSBM.
”Kami layanan jantung di RSBM setiap harinya 20 hingga 30 pasien. Tapi kan untuk intervensi lihat anteran di RS Prof Ngoerah berbulan-bulan jadi kami akan mengambil pasien yang antre bisa dikerjakan di RS Bali Mandara,”ucapnya pada, Jumat 30 Mei 2025.
RS Bali Mandara telah memiliki alat catchlab tahun 2023, bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kesehatan.
Telah ada dua dokter penyakit jantung dilatih untuk melaksanakan jantung intervensi non-bedah.
“Dengan kegiatan proktorsif dapat memberikan layanan optimal untuk pengobatan jantung untuk masyarakat Bali. Sebelumnya agak susah dapat dilayani di RSBM,” imbuhnya.
Dharma menjelaskan, dari pasien gangguan jantung yang datang ke RSBM, ada yang layak dipasangkan ring jantung.
Sayangnya, rata-rata kendalanya pasien memakai BPJS.
Sementara harga tanpa BPJS, sangat mahal.
Sejauh ini, RSBM telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kerjsama BPJS Kesehatan, tapi masih menunggu visitasi dari Kementerian Kesehatan.
“Kami tunggu visitasi (BPJS Kesehatan) Sekitar Rp 50 sampai Rp 60 juta tapi juga sampai Rp 100 juta tergantung tindakan apa yang akan dipasangkan,” bebernya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.