Berita Nasional
Konsep Ketuhanan Manunggal Kawuloning Gusti dalam Serat Paramayoga Pujangga Ronggo Warsito
Konsep Ketuhanan Manunggal Kawuloning Gusti dalam Serat Paramayoga Pujangga Ronggo Warsito
Paham ini mengarah pada pensifatan Tuhan yang Antropomorfistis, yang digambarkan punya sifat maha kuasa , atau manusia menyerupai Yang Kuasa.
Memang dalam Kitab Paramayoga disebutkan tetap dibedakan antara manusia sebagai mahluk yang menyembah dan Tuhan yang disembah, dimana konsepsi ketuhanan bersifat teisme, dimana Tuhan sebagai yang maha kuasa dan maha kehendak, segala kejadian di alam raya ini adalah atas kodrat dan irodat Tuhan.
Kepercayaan atas takdir Tuhan merupakan satu sendi dalam ajaran tasawuf Jawa, bahwa segala sesuatu didunia telah ditentukan, lakonnya telah ditentukan oleh sang Dalang dalam kisah pewayangan.
Bahwa kepercayaan akan takdir Tuhan merupakan ciri dari paham Teisme .
Teisme adalah suatu paham atau kepercayaan yang meyakini adanya Tuhan atau dewa-dewa yang memiliki peran aktif dalam alam semesta dan kehidupan manusia. Teisme dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti:
- *Monoteisme*: Kepercayaan pada satu Tuhan yang tunggal dan esa, seperti dalam agama Kristen, Islam, dan Yahudi.
- *Politeisme*: Kepercayaan pada banyak dewa-dewa atau Tuhan, seperti dalam agama Hindu dan beberapa agama kuno.
- *Panteisme*: Kepercayaan bahwa Tuhan atau dewa-dewa ada dalam segala sesuatu dan merupakan bagian dari alam semesta.
Teisme seringkali melibatkan kepercayaan pada:
- *Tuhan sebagai Pencipta*: Tuhan atau dewa-dewa diyakini sebagai pencipta alam semesta dan kehidupan.
- *Tuhan sebagai Penguasa*: Tuhan atau dewa-dewa diyakini memiliki kekuasaan dan kontrol atas alam semesta dan kehidupan manusia.
- *Tuhan sebagai Pemberi Petunjuk*: Tuhan atau dewa-dewa diyakini memberikan petunjuk dan bimbingan kepada manusia melalui wahyu atau cara lain.
Teisme dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan seseorang, termasuk dalam hal moralitas, etika, dan spiritualitas.
Paham antropomorfistis adalah suatu pandangan atau kepercayaan yang menganggap bahwa Tuhan, dewa-dewa, atau entitas supernatural lainnya memiliki sifat-sifat manusia, seperti emosi, pikiran, dan perilaku. Dalam pandangan ini, Tuhan atau dewa-dewa dianggap memiliki karakteristik manusia, seperti:
- *Emosi*: Tuhan atau dewa-dewa dianggap memiliki emosi seperti manusia, seperti marah, senang, atau sedih.
- *Pikiran*: Tuhan atau dewa-dewa dianggap memiliki pikiran dan kesadaran seperti manusia.
- *Perilaku*: Tuhan atau dewa-dewa dianggap memiliki perilaku seperti manusia, seperti memberi perintah, menghukum, atau memberi hadiah.
Paham antropomorfistis dapat ditemukan dalam berbagai agama dan kepercayaan, dan seringkali digunakan untuk membantu manusia memahami dan berinteraksi dengan Tuhan atau dewa-dewa. Namun, paham ini juga dapat memiliki keterbatasan dan kritik, karena Tuhan atau dewa-dewa seringkali dianggap memiliki sifat-sifat yang tidak dapat dipahami oleh manusia.
Sumber kepustakaan :
. Mistik Islam Kejawen , Raden Ngabehi Ronggo Warsito, Dr Simuh , UI Pers 1988. Halaman 72-77.)
Penulis: Agus Widjajanto
Paktisi hukum, pemerhati sosial budaya, dan sejarah bangsa
Diskon Tiket Pesawat Berlanjut, Pemerintah Bersiap Rilis Stimulus di Paruh Kedua 2025 |
![]() |
---|
Operasi Katarak Gratis Digencarkan Untuk Turunkan Prevalensi Kebutaan Di Indonesia |
![]() |
---|
PLN Tak Pernah Pungut Biaya dalam Rekrutmen, Masyarakat Diimbau Berhati-Hati |
![]() |
---|
Wamen Kebudayaan Sebut Pemerintah Pantau Sound Horeg: Budaya Harusnya Membawa Kebahagiaan |
![]() |
---|
MAUT Acara Makan Gratis! 3 Orang Tewas, Rangkaian Pernikahan Anak Kang Dedi, 1 Korban Anak 8 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.