Berita Nasional

Pengeluaran Turis High Spender 2 Ribu Dollar Saat Berlibur, Pemda Diminta Berikan Ruang

Jika melihat di tahun 2024, kalau kontribusi pariwisata terhadap PDB itu 4,04 persen sekarang naik menjadi 4,6 persen. 

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, saat mengisi kuliah umum di Universitas Mahendradatta Denpasar pada, Sabtu 21 Juni 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kementerian Pariwisata memberikan target 14,6 hingga 16 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2025 ini dengan 1,08 miliar pergerakan wisatawan nusantara. 

Selain itu, pada sektor pariwisata ini untuk devisanya diharapkan bisa menyumbang devisa sebesar 19,0 hingga 22,1 miliar dolar Amerika Serikat. 

Sehingga Kementerian Pariwisata ditargetkan dapatkan nominal 22 miliar US dolar untuk bisa mencapai target jumlah devisa. 

Hal tersebut diungkapkan oleh, Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, saat mengisi kuliah umum di Universitas Mahendradatta Denpasar, Sabtu 21 Juni 2025. 

Baca juga: 2.000 Pekerja Pariwisata Bali Akan Ikuti Pelatihan AI, Simak Penjelasannya!

Kemudian untuk kontribusi terhadap PDB-nya, angkanya sangat aspiratif sekali yaitu di 4,6 persen atau ini setara dengan Rp 1.186 triliun. 

Jika melihat di tahun 2024, kalau kontribusi pariwisata terhadap PDB itu 4,04 persen sekarang naik menjadi 4,6 persen. 

Kemudian untuk devisa tahun 2024, mencapai Rp16,71 miliar dolar Amerika Serikat. 

“Sekarang kita bicara soal siapa yang kita sasar ke depannya. Kita tidak boleh membeda-bedakan, mendiskriminasi wisatawan yang datang. Jadi memang kita ingin menyasar semua segmen turis. Tapi kita juga ingin melihat kita perlu juga menyasar dan memberikan ruang bagi segmen yang high spender atau luxury. Itu perlu untuk kita juga seriusi kita ingin memetakan dulu nih. Kira-kira seperti apa sih kunjungan wisatawan high spender yang datang ke Indonesia,” jelas, Ni Luh Puspa. 

Berdasarkan data pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan ini ada dampak positifnya tidak hanya untuk sektor pariwisata tapi juga ekonomi secara nasional. 

Jadi pariwisata ini di dalamnya itu multi player efeknya luar biasa. 

Tidak hanya di pariwisata saja tapi budaya, ekonomi, kreatif, UMKM semuanya tumbuh begitu.

“Nah, kalau kita lihat lima Wisman High Spender ini berasal dari Amerika Serikat dan jangan salah kalau selama ini banyak yang diskriminatif terhadap Rusia tapi Rusia ini juga menjadi wisatawan yang high spender. Kemudian Jerman, Inggris, dan Arab Saudi,” imbuhnya. 

Meskipun turis high spender ini hanya 3 persen jumlahnya dari total wisatawan mancanegara datang ke Indonesia, tapi kelompok high spender ini pengeluaran rata-ratanya ketika ke Indonesia itu adalah 2.000 dolar Amerika Serikat. 

“Dan kita akan terus menyasar mereka, kita menyediakan atau mengharapkan bahwa pemerintah-pemerintah daerah juga ikut men-support untuk memberikan ruang bagi wisatawan-wisatawan high spender ini,” bebernya. 

Bicara soal lima turis high spender ini, juga terdapat mass tourism yakni China dan sekarang sudah bertumbuh juga adalah India. Serta negara tetangga yang paling possible untuk ber-pulang-pergi kapan pun adalah Malaysia. Dan kemudian adalah Australia itu juga adalah wisatawan yang terus dijaga tumbuhnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved