Kecelakaan di Bangli

FIRASAT Keluarga Nengah Resep Sebelum Ditabrak Truk di Bangli, Cucu Tewas Tabrakan 4 Bulan Lalu

Nasib pilu dialami keluarga Nengah Resep, salah satu korban kecelakaan truk semen di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubih

|
Istimewa
KELUARGA KORBAN - Wawancara Tribun Bali dengan keluarga korban kecelakaan tragis di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Kamis (10/7). Anak korban, Wayan Merdana (paling kiri) menceritakan firasatnya sebelum peristiwa tragis ini terjadi. 

FIRASAT Keluarga Nengah Resep Sebelum Ditabrak Truk di Bangli, Cucu Tewas Tabrakan 4 Bulan Lalu

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Nasib pilu dialami keluarga Nengah Resep, salah satu korban kecelakaan truk semen di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Kamis (10/7) lalu.

Nengah Resep yang saat itu tengah menumbuk bumbu di dapur rumahnya, tewas pasca ditabrak truk semen akibat rem blong.

Anak korban, Wayan Merdana saat itu sedang berada di rumah mertuanya yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.

Saat itu Merdana mendengar seperti hembusan angin kencang dari rumah mertuanya, kemudian ia mendengar bunyi dentuman dua kali.

"Kejadiannya seperti ledakan bom, dua kali, pertama menabrak Feroza sudah bunyi, lagi ke sini lebih keras bunyinya seperti ledakan bom dan ada kabutnya naik ke atas, sampai tidak terlihat apa-apa di jalan," terang Merdana Jumat, 11 Juli 2025.

Setelah kabut semen agak mereda, Merdana bergegas menuju rumah, dari arah utara ia melihat rumahnya sudah tidak ada.

Lantas ia lari ke rumah dan teringat ayahnya masih di rumah.

Baca juga: Kisah Pilu Korban Kecelakaan Truk di Bangli, Tinggalkan 3 Anak, Garsana Pergi untuk Jual Dacin

"Kan kabut semennya turun, baru mendingan, baru saya lihat, kok rumah saya enggak ada, gitu saya sama istri saya. Lalu saya lari ke rumah, saya ingat bapak dan anak di rumah, sampai di sini saya lihat, bapak dipanggil-panggil udah enggak ada yang nyahut, waktu ditinggal mau sembahyang masih masak di dapur," tambahnya.

Iapun panik mendapati sepeda motor milik ayahnya yang biasanya digunakan untuk berladang masih terparkir di rumah.

"Perasaaan saya sama keluarga sampai nangis semuanya, kalau pagi-pagi biasanya jam 9 atau jam 10 baru pergi ke ladang, tapi baru sampai rumah saya lihat sepeda motornya masih di rumah, itu makanya saya panik," kisahnya.

Ia dan keluarga lainnya pun mencari keberadaan ayahnya namun tidak kunjung ditemukan.

Baca juga: VIDEO Wayan Garsana Hendak Putar Mobil, Nahas Dihantam Truk Rem Blong Muatan Semen di Bangli Bali

Jenazah sang ayah baru bisa ditemukan saat truk tersebut diangkat.

"Dicari di timur enggak ketemu, di utara enggak ketemu, dicari di selatan baru ketemu, akhirnya sudah diangkat badan trontonnya baru bisa ditemukan," ujarnya lagi.

Mirisnya, kondisi korban saat ditemukan dalam kondisi bersender dengan penumbuk bumbu masih di tangan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved