Kecelakaan di Bangli
TRAUMA Keluarga Korban Tragedi Truk Rem Blong di Bangli, Warga: Suaranya Seperti Ledakan Bom
Kecelakaan yang diakibatkan rem blong di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Kamis (10/7
TRAUMA Keluarga Korban Tragedi Truk Rem Blong di Bangli, Warga: Suaranya Seperti Ledakan Bom
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Kecelakaan yang diakibatkan rem blong di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Kamis (10/7/2025) meninggalkan trauma mendalam.
Peristiwa tragis yang menewaskan empat orang ini masih membekas, baik dari keluarga korban mapun warga sekitar.
Salah satunya dialami pemilik mobil Avanza Nengah Mertayasa, mobilnya terkena benturan dari mobil Feroza yang juga ditabrak dalam kecelakaan ini.
Baca juga: VIDEO Wayan Garsana Hendak Putar Mobil, Nahas Dihantam Truk Rem Blong Muatan Semen di Bangli Bali
"Kejadiannya begitu cepat, kedengaran keras sekali, sampai kayak gunung meletus," ujar Mertayasa Jumat 11 Juli 2025.
Ia menjelaskan bahwa mobilnya yang tengah parkir tersebut terkena imbas dari mobil Feroza yang ditabrak.
Saat itu, Mertayasa tengah berada di dalam rumah, saat mendengar suara ledakan, ia segera keluar dari rumah dan mendapati mobil Feroza sudah berada 20 meter dari rumahnya.
"Kondisinya (mobil Feroza) sudah hancur tidak berbentuk," tambahnya.
Di samping mobil tersebut tergeletak jenazah pengemudi Feroza di sebelah tembok palinggih menghadap ke barat.
Situasi mencekam juga dirasakan warga lainnya yakni Nanda.
Baca juga: KISAH Tragis Nengah Tewas Saat Menumbuk Bumbu, 4 Orang Meninggal Insiden Truk Rem Blong di Bangli
Saat itu ia sedang berada di pondok dan mendengar suara ledakan namun mengira itu suara ban pecah.
Saat kejadian, ia menerima telepon dari tetangganya dan mengatakan rumahnya amblas, Nanda sempat mengira karena kebakaran.
Segera ia menuju rumah dan mendapati rumahnya sudah dalam keadaan rusak dan berantakan.
Tembok, angkul-angkul dan warungnya rusak parah.
"Tiang kira kebakaran, rumah ambruk, berantakan, tidak bisa berkata-kata" ujarnya.
Pihaknya pun berharap ada iktikad baik dari perusahaan untuk memberikan ganti rugi atas kerusakan yang terjadi.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Raya Kintamani-Bangli kawasan Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Kamis (10/7) sekitar pukul 08.30 Wita.
Kecelakaan disebabkan truk pengangkut semen dengan nomor polisi BK 8709 EM mengalami rem blong, dan menabrak sejumlah kendaraan dan bangunan.
Jumlah korban dalam peristiwa ini sebanyak 7 orang. Dari total korban tersebut, sebanyak 4 orang meninggal dunia.
Adalah Ni Nengah Rania (71) warga Banjar Palaktiying, Desa Landih, Kecamatan/Kabupaten Bangli, I Wayan Garsana (35) asal Banjar Bunteh, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, I Nengah Resep (73) asal Banjar Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, dan Siswanto (54) asal Desa Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Selain korban fisik dan nyawa, beberapa dari mereka juga merupakan korban materiil seperti kerusakan kendaraan karena diserempet atau ditabrak.
Adapun para korban lainnya, pengemudi mobil Suzuki AVP DK 1961 ACA atas nama I Nengah Tingkah (42) asal Banjar Palaktiying, Desa Landih, Kecamatan/Kabupaten Bangli, pengemudi mobil Isuzu Elf DK 8103 GZ atas nama Pak Manya asal Banjar Palatiying, pemilik mobil Toyota Avanza DK 1671 ST atas nama I Nengah Mertayasa (45) asal Banjar Kayang, Desa Kayubihi.
Garsana tertabrak truk saat hendak memutar balik mobilnya di kawasan Bangklet. Iapun tewas di tempat, dan kondisi mobilnya rusak parah.
Mesin mobil copot, bodi mobil gepeng dan beberapa bagian dalam mobilnya berhamburan.
Tewasnya Garsana menyisakan kisah pilu. Pria asal Banjar Bunteh itu meninggalkan tiga anak.
Satu anak duduk di bangku SMK, satu anak masih di SD, dan satu anak belum sekolah.
Diketahui bahwa sebelum peristiwa tragis tersebut terjadi, pria yang karib disapa Gar itu, hendak menjual dacin, dan menjual mobil Feroza yang dibawanya saat ditabrak.
Bahkan pembeli Feroza tersebut sudah menunggunya di rumah. Namun nasib berkata lain, mobil Feroza ringsek dan Gar pulang dalam keadaan meninggal dunia.
Seorang warga setempat, I Made Tukik mengatakan, kabar meninggalnya Gar membuat duka bagi warga yang mengenalnya. Bahkan dirinya tak menyangka, karena malam hari sebelum kejadian, mereka sempat bersama.
“Malamnya kami masih bersama, tetapi paginya ada kabar meninggal. Selama ini orangnya asyik diajak bergaul, semua warga mengenalnya,” ujar Tukik pada Jumat (11/7).
Tukik mengatakan, pagi hari sebelum kejadian, ada warga dari Tabanan yang datang ke banjar, menanyakan rumah Gar. Disebutkan warga tersebut sudah memiliki janji dengan Gar dengan keperluan jual beli mobil. Yakni, mobil Feroza yang dikendarai rencananya akan dijual.
“Ada paman saya diajak ngobrol sama calon pembeli mobil. Ada di sana sekitar 25 menit. Saat Gar ditelepon, telepon hanya berdering, tapi tak ada yang mengangkat,” ujar Tukik.
Terkait keperluan Gar ke Bangli, Tukik mengatakan akan menjual dacin. Sebab selama ini, Gar dikenal suka membantu orang menjual barang atau sejenis calo.
“Informasinya keluar rumah mau jual dacin. Orangnya sudah menikah meninggalkan 3 anak. Sudah dimakamkan di kuburan banjar,” ujar Tukik. (*)
Berita lainnya di Kecelakaan di Bangli
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.