Berita Gianyar

Waspadai Penyakit Kaki Busuk, Udara Dingin Berpotensi Picu Penyakit yang Menyerang Sapi

Selain itu, peternak juga perlu memeriksa kuku sapi secara teratur dan memberikan obat jika terjadi pembusukan.

IST/WEG
PERTERNAKAN SAPI - Sejumlah sapi peternak di Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (13/7). 

TRIBUN-BALI.COM - Cuaca dingin dan hujan berkepanjangan di Kabupaten Gianyar, membuat Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Gianyar mengimbau peternak sapi untuk mewaspadai penyakit kaki busuk atau foot root. 

Penyakit ini dapat menyerang sapi yang diternak dalam kandang tradisional dengan lantai tanah dan kelembaban tinggi.

Kepala UPT Keswan 1 Distanak Gianyar, Nyoman Arya Darma, Minggu (13/7) menjelaskan bahwa kasus kaki busuk pada sapi belum terjadi di Gianyar, namun perlu diwaspadai karena kondisi kandang sapi yang tidak memenuhi standar kesehatan ternak dapat memicu penyakit ini. 

"Astungkara sampai saat ini kasus pada sapi di Gianyar belum ada, namun kita waspada penyakit kaki busuk pada sapi. Hal ini rentan terjadi karena kandang sapi pada ternak tradisional, pedesaan biasanya berlantai tanah dan dengan kelembaban tinggi," jelas Arya Darma.

Baca juga: Perikanan Sumbang Ekspor Tinggi Bali ke AS, Tarif Ekspor 32 Persen Berdampak pada Penurunan Ekspor!

Baca juga: Rem Blong, Truk Tronton Hantam 3 Mobil Hingga Rusak Parah Termasuk Milik Seorang TNI

Dalam mengantisipasi hal tersebut, Arya Darma menyarankan agar peternak memperbaiki lantai kandang sapi dengan melakukan pengerasan, seperti menggunakan batu atau semen, untuk mengurangi risiko kaki sapi busuk.

"Nah bila ada kasus kaki busuk, sebaiknya sapi dipisah dengan sapi lain. Hal ini bisa untuk mencegah penularan penyakit akibat infeksi," ujarnya.

Selain itu, peternak juga perlu memeriksa kuku sapi secara teratur dan memberikan obat jika terjadi pembusukan.

Hal tersebut penting dilakukan, mengingat bahwa sapi merupakan salah satu pondasi perekonomian masyarakat pedesaan. Bahkan, jika kasus ini massif terjadi, maka akan menganggu stok dan lonjakan harga di pasaran.

"Kalau sapi sakit, dampaknya nanti, harga sapi yang dibeli tengkulak, penawarannya jauh dibawah harga. Ini juga merugikan peternak, sementara sapi sehat memang bisa bernilai tinggi, namun akan berdampak pada stabilitas harga pokok lainnya di pasaran," ujarnya.

Berdasarkan data Distanak Gianyar, populasi sapi di Gianyar saat ini mencapai 40.562 ekor, dengan sekitar 6.000 ekor sapi potong yang siap dikirim atau dipotong lokal Bali.

Harga sapi saat ini dijual bervariasi, mulai dari Rp 52.000 per kg hidup untuk sapi dengan berat di bawah 350 kg dan Rp 43.000 per kg hidup untuk sapi dengan berat di atas 350 kg. (weg)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved