PKB 2025

202,3 Kg Sampah Anorganik Disalurkan ke Bank Sampah, Relawan Kebersihan Bali Ikut Turun di PKB 2025

sekitar 2,2 persen pengunjung tercatat membawa botol minum sendiri, dan mayoritas berhasil dicegah membawa plastik kresek

istimewa
Sosialisasi terkait sampah yang dilakukan relawan kebersihan selama PKB 2025. 202,3 Kg Sampah Anorganik Disalurkan ke Bank Sampah, Relawan Kebersihan Bali Ikut Turun di PKB 2025 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII 2025 tak hanya merayakan budaya, namun juga jadi panggung kepedulian lingkungan. 

Hingga 18 Juli 2025 kemarin, sebanyak 202,3 kilogram sampah anorganik dikumpulkan dan disalurkan ke Bank Sampah Desa Sumerta Kelod oleh Relawan Kebersihan yang hadir setiap hari di arena PKB.

Inisiatif ini digerakkan oleh kolaborasi Merah Putih Hijau (MPH), PPLH Bali, dan PlastikDetox, dengan dukungan komunitas muda Bali seperti Jegeg Bagus Bali, mahasiswa, pelajar, dan aktivis lingkungan. 

Mereka menjadi garda terdepan dalam mendorong budaya pilah sampah dari sumber, sekaligus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai selama perhelatan budaya terbesar di Bali tersebut.

Baca juga: JUMLAH Pengunjung Capai 1,6 Juta & 2.461 Wisman, Gubernur Bali & Wagub Tutup PKB XLVII Tahun 2025

Selama pelaksanaan PKB 2025, sebanyak 13 relawan bertugas setiap hari, menjaga 20 titik tempat sampah tiga jenis, sambil mengedukasi ribuan pengunjung untuk memilah sampah. 

Upaya ini membuahkan hasil, sekitar 2,2 persen pengunjung tercatat membawa botol minum sendiri, dan mayoritas berhasil dicegah membawa plastik kresek ke area acara.

Berbagai pendekatan kreatif diterapkan, mulai dari pemasangan signage, edukasi langsung di gerbang utama Banjar Kedaton dan Kampus ISI, hingga interaksi dengan pengunjung yang membawa kemasan sekali pakai. 

Seniman, kelompok kesenian, dan pelaku UMKM kuliner juga dilibatkan dalam sosialisasi pengelolaan sampah selama acara.

Salah satu relawan muda, Ni Made Natih Mayliana Pradnya, mengungkapkan pengalaman berharga dari keterlibatannya. 

"Piket relawan ini memberikan motivasi besar. Saya belajar langsung soal pemilahan dan pengelolaan sampah," ujarnya. 

Namun, tantangan tetap ada. 

"Karakter pengunjung beragam, ada yang terbuka, ada yang menolak. Tapi kami tetap berusaha sabar dan persuasif," imbuhnya.

Untuk meningkatkan minat edukasi pada anak-anak, para relawan mengembangkan game memilah sampah dalam dua format, yakni daring berbasis scratch yang mereplikasi sistem pemilahan PKB, dan luring menggunakan papan edukasi dari bahan daur ulang. 

Inovasi ini terbukti efektif menarik perhatian dan memudahkan pemahaman.

Tercatat sekitar 52 stan kuliner terlibat dalam PKB 2025. 

Dari jumlah itu, 44 stan membawa pulang sampahnya, dan 14 stan memilah sampah dengan baik. 

Meski masih ada stan yang belum optimal dalam pengelolaan, pola positif mulai terbentuk yakni beberapa memanfaatkan sisa organik untuk ternak, memilah daun atau tusuk sate, dan lebih dari empat stan sudah terhubung ke Bank Sampah. 

Kebiasaan baik ini turut terbawa dari daerah asal mereka, seperti pengusaha dari Gianyar yang sudah terbiasa memisahkan sampah di sumber.

Kampanye pilah sampah tak berhenti di lapangan. Mitra digital seperti Merah Putih Hijau, Mai Milah, PlastikDetox, Noovoleum, Delterra, hingga akun resmi @pestakesenianbali.official dan RRI Pro 1 Denpasar ikut menyuarakan pesan keberlanjutan ini di media sosial.

"Kami sangat bangga dengan dedikasi para relawan. Mereka adalah wajah perubahan," kata Hermitianta Prasetya, Direktur Program Merah Putih Hijau sekaligus Koordinator Relawan. 

Ia menekankan pentingnya pengalaman langsung bagi anak muda dalam mengenal Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS). (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved