Berita Denpasar

Kopdes Merah Putih di Denpasar Bali Dilaunching Hari Ini, SDM dan Permodalan Jadi Tantangan

Kopdes Merah Putih Tegal Harum di Denpasar Bali telah mengembangkan sejumlah unit usaha

Freepik
Ilustrasi - Kopdes Merah Putih di Denpasar Bali Dilaunching Hari Ini, SDM dan Permodalan Jadi Tantangan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Program pendirian Koperasi Desa atau Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Kota Denpasar resmi diluncurkan serentak pada hari ini, Senin 21 Juli 2025. 

Dari total 43 desa dan kelurahan, seluruhnya telah membentuk Kopdes Merah Putih, meskipun belum semuanya mulai beroperasi penuh.

Salah satu yang telah berjalan adalah Kopdes Merah Putih di Desa Tegal Harum. 

Perbekel Desa Tegal Harum, I Komang Adi Wiantara menyampaikan, bahwa koperasi ini telah memiliki 464 anggota. 

Baca juga: Total Aset Koperasi Rp96 T, Peluang Rilis Buku 100 Koperasi Besar Indonesia 2025, Ini Tujuannya

Jumlah ini meningkat dari hanya 61 anggota saat tahap awal pendirian.

Namun, di balik perkembangan tersebut, Mang Adi, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi dalam pendirian dan pengelolaan Kopdes Merah Putih. 

“Karena ini program baru dan benar-benar mulai dari nol, kita baru belajar jadi masih meraba-raba,” jelasnya, Minggu 20 Juli 2025. 

Ia menekankan bahwa keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan belum jelasnya skema pendanaan dalam petunjuk teknis dan pelaksana menjadi kendala utama. 

Akibatnya, untuk tahap awal, ia mengaku harus berani mengandalkan dana pribadi maupun dana desa guna mendukung operasional koperasi.

Meski demikian, ia menilai hadirnya Kopdes Merah Putih membawa dampak positif, terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pelayanan koperasi yang menyeluruh. 

Kopdes Merah Putih Tegal Harum sendiri telah mengembangkan sejumlah unit usaha, antara lain toko sembako, agen BNI 46, layanan simpan pinjam, agen pos, apotik, dan pangkalan gas LPG. 

Beberapa unit mendapat dukungan langsung dari pemerintah dan BUMN, seperti distribusi beras SPHP dari Bulog, Minyakkita, serta obat-obatan dari Kimia Farma. 

Skema pembayaran pun masih dimungkinkan menggunakan sistem konsinyasi. 

Menariknya, seluruh unit usaha di koperasi ini dibangun dari nol tanpa memanfaatkan unit lama. 

Menurut Mang Adi, tingginya antusiasme warga turut mendorong kemajuan koperasi, berkat masifnya sosialisasi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat desa. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved