Berita Bali

PO Juragan 99 dan Gunung Harta Rugi Waktu & BBM, Imbas Kemacetan di Pelabuhan Ketapang Menuju Bali

Pascainsiden tenggelamnya Kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Jembrana

istimewa
Petugas Satlantas Polres Jembrana saat melakukan pengaturan arus lalulintas terhadap kondisi antrian kendaraan yang hendak menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Rabu 16 Juli 2025 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pascainsiden tenggelamnya Kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Jembrana pada Kamis (3/7), dilakukan beberapa audit pada kapal.

Hasilnya ditemukan 15 lebih kapal tak layak untuk berlayar. Hal ini menimbulkan kemacetan panjang di sekitaran Ketapang termasuk bus yang ikut antri. 

Direktur Utama Juragan 99 Trans, Suluk Waseso mengatakan kemacetan panjang di pelabuhan Ketapang-Gilimanuk turut berdampak pada operasional bus AKAP Juragan 99 Trans.

Baca juga: PLN Bangun Sutet 500 kV Gilimanuk-Antosari Tabanan, Antisipasi Beban Listrik Bali

Misalnya pada kemarin pagi untuk jadwal keberangkatan pagi dari Malang baru tiba di Denpasar pukul 10 pagi atau lebih dari 24 jam perjalanan. 

“Hal ini berpengaruh juga pada kebutuhan bahan bakar yang naik hingga 30 persen dari penggunaan normal.

Pekan lalu pada 18 Juli kami sempat tutup semua keberangkatan dari dan ke Denpasar untuk 1 hari. 

Karena permintaan pelanggan masih ada, kebanyakan sudah memesan tiket jauh-jauh hari, maka kami tetap beroperasi dengan kekuatan 50 persen armada dari dan menuju Denpasar,” jelas Waseso kepada Tribun Bali, Jumat (25/7). 

Lebih lanjutnya ia mengatakan, rute Bali adalah salah satu rute favorit, sehingga ia berharap tantangan yang ada di lapangan bisa teratasi dengan baik. 

“Dan Juragan 99 Trans pun terus berkomitmen untuk menjaga layanan prima demi keamanan, kenyamanan dan kepuasan pelanggan,” imbuhnya. 

Baca juga: Korban Kapal Tenggelam Ikuti Ritual di Selat Bali, Wiardani Harap Jenazah Suami Ditemukan

Sementara itu, Perusahaan Otobus (PO) Gunung Harta juga masih tetap beroperasi kendati terjadi kemacetan di Pelabuhan Ketapang.

Pasalnya, tiket sudah terjual dan penumpang memang harus jalan.

Untuk bus malam per tanggal 24 Juli berkurang dari 3 sampai 4 bus. Untuk hari ini (Jumat kemarin, -red) semua trayek bisa berjalan normal. 

“Nilai kerugian ada pasti biaya operasional dan pengembalian uang ke PNP, nilai sekitar 10 juta setiap bus yang paling kerasa terkena imbasnya di kami bus ekonomi rute Denpasar-Banyuwangi Jember dan Lumajang.

Disamping karena kemacetan penyeberangan di Ketapang juga karena ada pengalihan jalan dari Merawan beralih harus lewat Situbondo karena adanya jalan jebol di Merawan,” kata I Kadek Jaya Manuaba CEO Gunung Harta. (sar)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved