Berita Denpasar
TAK TERIMA Anjingnya Diracun di Sanur Denpasar, Pemilik Pulang dari Luar Negeri dan Lakukan ini
TAK TERIMA Anjingnya Diracun di Sanur Denpasar, Pemilik Pulang dari Luar Negeri dan Lakukan ini
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Aloisius H Manggol
Menurut catatan medis dari Klinik Hewan Listriani, gejala klinis yang dialami anjing tersebut seperti kejang, muntah, dan kematian mendadak.
Tanpa adanya luka luar dan pendarahan, bekas gigitan ular, atau pembengkakan, mengindikasikan adanya dugaan kuat bahwa anjing itu mati karena racun.
Lebih lanjut, pemilik anjing melakukan nekropsi di Balai Besar Veteriner (BBVet) yang menghasilkan diagnosis akhir berupa edema pulmonum, nekrosis tubulus ginjal, degenerasi hati, dan nekrotik gastroenteritis yang diduga akibat racun.
“Kedua laporan pemeriksaan ini akan kami lampirkan sebagai bukti dari kasus ini," ucap Sasa.
Pada Kamis 24 Juli 2025, Maria Le Brun dan Artem Barkhin sebagai pemilik anjing didampingi oleh Jovand Calvary dan drh. Sasa Vernandes, mendatangi kantor Satpol PP Provinsi Bali untuk memberikan keterangan terkait dengan laporan resmi yang mereka kirimkan sebelumnya.
"Kami datang memenuhi panggilan penyidik Satpol PP Provinsi Bali untuk dimintai keterangan terkait dengan kejadian peracunan anjing bernama Durian," jelasnya.
Peraturan daerah (Perda) Nomor 5 tahun 2023 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketentraman Masyarakat, Dan Perlindungan Masyarakat pada paragraph 21 mengatur tentang ketertiban dan ketentraman hewan /ternak, tumbuhan dan ikan, terkhusus pada huruf D.
Berbunyi setiap orang dilarang menyiksa hewan/ternak, jika unsur pidananya terpenuhi dan disertai dengan bukti bukti serta adanya saksi-saksi yang cukup, maka pastinya Satpol PP diharapkan memproses pelaku ke Pengadilan.
Maria Le Brun dan Artem Barkhin selaku pemilik anjing mengisahkan Durian dikenal sebagai anjing yang baik, lincah dan akrab dengan banyak orang yang berada di gang rumah, mereka semua sudah mengenal Durian dan pemilik tidak pernah mendapatkan informasi atau teguran dari siapapun tentang Durian.
"Ini mempertegas bahwa Durian adalah anjing yang memiliki karakter bersahabat, sikap yang baik dan tidak berbahaya, Durian juga memiliki riwayat vaksinasi lengkap dan riwayat vaksinasi rabies rutin serta dirawat dengan sangat baik," bebernya.
"Tentunya kami sangat kehilangan anjing peliharaan kami, dia bukan sekedar anjing peliharaan bagi kami tapi bagian dari keluarga kami. Kami akan memperjuangkan keadilan untuknya," imbuhnya.
Ketua Sintesia Animalia Indonesia, Jovand Imanuel Calvary menegaskan bahwa tindakan peracunan anjing tidak boleh dinormalisasi.
"Bagaimanapun, tindakan itu adalah tindak kekejaman terhadap hewan. Sintesia belum menemukan alasan pasti dari kejadian-kejadian peracunan yang dilakukan di beberapa wilayah di Bali," tegasnya.
Ia tak menampik bahwa ada indikasi anjing tersebut digunakan untuk konsumsi daging anjing namun kemungkinan lainnya adalah bahwa peracunan juga dilakukan karena beberapa masyarakat menilai hewan-hewan tersebut sebagai pengganggu.
"Hal ini sangat disayangkan, karena masyarakat Bali dikenal telah hidup berdampingan dengan anjing selama puluhan tahun dan maraknya kejadian peracunan ini telah menodai citra hidup masyarakat Bali yang menghormati keberadaan anjing," ucap dia.
Berikut Kelompok Makanan yang Diwaspadai Jadi Penyumbang Inflasi Oktober 2025 di Kota Denpasar |
![]() |
---|
75 Persen Pedagang Pasar Kumbasari Dipindahkan ke Pasar Badung, Sisanya Masih Dipersiapkan |
![]() |
---|
Gym dan Coffee Shop di Sesetan Bali Dibobol Maling, Polisi Buru Pelaku, Wajahnya Terekam di CCTV |
![]() |
---|
Terkait Rencana Penataan Kabel Provider di Jalur Lingkungan, Denpasar Terapkan Sistem Tiang Bersama |
![]() |
---|
DENPASAR Terapkan Sistem Tiang Bersama, Terkait Rencana Penataan Kabel Provider di Jalur Lingkungan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.