Berita Bali
Tiga Ensemble Tampilkan Eksplorasi Lintas Medium di Hari Ketiga Festival Mi-Reng 2025 di Bali
KADAPAT dari Jembrana menyuguhkan karya 0°/90°/180° garapan Yogi Sukawiadnyana dan Barga Sastrawadi.
Masing-masing kelompok menampilkan karya-karya baru yang menjelajahi pelarasan, tata bentuk, hingga pendekatan interdisipliner.
Sejumlah grup memadukan instrumen gamelan dengan elektroakustik dan sintesis digital.
Gamelan diposisikan bukan sebagai “alat”, melainkan sistem musikal dan spasial yang terbuka untuk diurai ulang dan dibangun kembali dalam Kekinian yang menawarkan Kebaruan.
Pada hari kedua, Minggu, 3 Agustus 2025, Mi-Reng mempersembahkan sesi konser Komponis Perempuan, yang menjadi medium penguatan gagasan dan ekspresi musikal para kreator muda Bali.
Pentas dibuka oleh Black Kobra, membawakan komposisi “LILA” (komposer: Ni Komang Wulandari), sebuah refleksi musikal yang mengajak penonton untuk menikmati hidup melalui permainan nada, harmoni, dan ritme, sebagai ungkapan kebebasan berkreasi.
Berikutnya, CIRAT akan menghadirkan pendekatan lintas disiplin yang memadukan gamelan, teknologi, dan olah ruang pentas musik.
Diniatkan sebagai laboratorium bunyi, CIRAT akan menampilkan karya “KESEHGONG” (komposer: Ni Nyoman Srayamurtikanti), eksplorasi interaktif antara gender wayang, gong machine, dan gesture tubuh sebagai instrumen musikal.
Sebagai penutup, Palwaswari, sebuah sanggar seni yang tumbuh dari semangat anak-anak muda, melestarikan dan mengembangkan tradisi Gender Wayang dan Selonding dengan inovasi cerdas.
Mereka akan membawakan komposisi “Salulung” (komposer: Ni Made Ayu Dwi Sattvitri), adaptasi dinamis dari gending Rejang Gucek yang penuh nuansa.
Usai pertunjukan, digelar pula Gema Wacana bersama ketiga komposer yang memaparkan tentang proses kreatif dan eksplorasi artististik yang mereka lakukan.
Turut hadir pula sebagai penanggap dan memberikan pandangan, M. Arham Aryadi selaku Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), sekaligus pendiri dan direktur musik Indonesian Contemporary Gamelan Ensemble, yang memberikan sanding-banding tentang Gamelan Ajeng; serta Prof. I Wayan Dibia.
New Music for Gamelan menjadi ruang estetik tempat gending baru lahir dari perangkat gamelan, namun dengan semangat bunyi yang baru pula melampaui pelarasan konvensional, membuka orkestrasinya, dan menata ulang persepsi kita tentang waktu dan ruang.
Jadwal Pertunjukan:
Sabtu, 2 Agustus 2025
-LINGGAR PRAKERTI
Minggu, 3 Agustus 2025
-Black Kobra
-CIRAT
-Palwaswari
Senin, 4 Agustus 2025
-[HA] N.N
-Gamelan Nata Swara
-Kadapat
Selasa, 5 Agustus 2025
-Gamelan Yuganada
-Gamelan Salukat
Rabu, 6 Agustus 2025
-Roras Ensemble
-Las Ensemble
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.