TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA – "Oh my God...Oh my God...!" Teriak kesakitan itu berulang-ulang terdengar dari mulut Tenhartt Martina (57) yang menjadi salah satu korban ledakan fast boat Gili Cat II di Perairan Padang Bai, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, Kamis (15/9/2016).
(Ini Dugaan Awal Penyebab Meledaknya Fast Boat Gili Cat II di Padang Bai)
Martina tambah syok saat mendapati kedua kakinya putus dan terus mengeluarkan darah.
(Gadis Asal Portugal Ini Ceritakan ‘Ngerinya’ Insiden Ledakan Boat di Padangbai)
Boat Gili Cat II mengalami ledakan sekitar pukul 09.40 Wita saat berlayar dari Dermaga Rakyat Pelabuhan Padai Bai menuju Gili Terawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
(Inikah Penyebab Ledakan Boat di Padang Bai?)
Dari 33 penumpang yang seluruhnya wisatawan mancanegara (wisman), 19 orang mengalami luka-luka dan dua orang meninggal dunia.
Korban Rivalta Valeria mengerang kesakitan ketika mendapatkan perawatan di UGD RSUD Klungkung. (TRIBUN BALI/EKA MITA SUPUTRA)
Sebanyak 14 orang dilarikan ke Klinik Penta Medika Manggis, 1 orang ke RSUD Klungkung, dan 5 orang ke Puskemas Manggis 1.
Sejumlah korban yang mengalami luka-luka parah kemudian dirujuk ke RS Kasih Ibu Saba Gianyar, RS Family Husada, RS Bros Denpasar, serta BIMC Kuta.
Menurut seorang saksi mata, I Ketut Madia, Martina termasuk korban yang mengalami luka-luka paling parah.
Saat dievakuasi petugas bersama warga, tampak kedua kakinya putus.
Istimewa
”Ngeri lihat kejadian. Kaki penumpang ada yang putus, ada juga wajahnya luka karena kena pecahan kaca,” tutur Madia saat ditemui di lokasi kejadian.
Pria asli Padang Bai ini menggambarkan ledakan fast boat itu terdengar seperti suara bom.
Tak ada asap dan api tiba-tiba meledak.