Gunung Agung Terkini

Warga di Lereng Gunung Agung Mengungsi, 2 Pertanda Alam Disebut Mirip Tahun 1963 Muncul

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Banjar Lebih, Desa Sebudi, Karangasem yang mengungsi ke rumah kerabat mereka wilayah Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Klungkung, Rabu malam (20/9/2017)

Sebelumnya, pangelingsir Pura Pasar Agung, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Jro Mangku Wayan Sukra mengungkapkan bahwa tanda-tanda sekala dan niskala biasanya muncul saat Gunung Agung hendak mengalami erupsi atau meletus.

Baca: 7 Pertanda Sekala Niskala Jika Gunung Agung akan Meletus, Nomor 7 Muncul Suara Misterius Ini

Pangelingsir Pura Pasar Agung, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Jro Mangku Wayan Sukra, Minggu (17/9/2017) (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Ini 7 Pertanda Sekala Niskala Jika Gunung Agung akan Meletus:

1.     Pertanda sekala biasanya muncul sebulan hingga tiga bulan sebelum erupsi.

2.     Pertanda sekala seperti hewan-hewan yang tinggal di ketinggian Gunung Agung turun gunung.

3.     Hewan yang biasanya tinggal di Gunung Agung bahkan ke rumah-rumah penduduk.

4.     Hewan-hewan itu lebih peka merasakan suhu yang meningkat di bagian atas gunung, karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik.

5.     Selain itu, biasanya juga terjadi hujan abu.

6.     Jika abu tersebut menempel di badan akan bisa menimbulkan gatal, dan mengalami lecet.

7.     Tanda niskala terdengar bunyi gamelan dan bleganjur sebleum erupsi.

”Kalau secara niskala biasanya terdengar bunyi gamelan dan bleganjur sebelum erupsi. Semoga tak terjadi,” harap Wayan Sukra.

Sedangkan pertanda sekala, imbuh dia, sebulan hingga tiga bulan sebelum erupsi biasanya hewan-hewan yang tinggal di ketinggian Gunung Agung turun ke bawah dan bahkan ke rumah-rumah warga.

“Tanda-tanda sekala dan niskala itu menjelang erupsi itu sebagaimana yang dituturkan turun-temurun dari nenek moyang. Saat ini, tanda-tanda sekala dan niskala itu belum ada yang muncul. Oleh karena itu, warga saya harap tenang dan tidak resah. Media juga harus beritakan yang objektif biar warga tak resah,” ungkap Jro Mangku Wayan Sukra pada Minggu (17/9/2017).

Pria yang juga menjabat sebagai Bendesa Sogra ini berjanji akan terus menggelar upacara untuk memohon keselamatan kepada Tuhan dan agar terhindar dari bencana.

Sejak 1963 (tatkala Gunung Agung meletus terakhir) hingga kini, menurut Wayan Sukra, pemangku di Pura Pasar Agung rutin ngaturan pekelem di kawah.

Halaman
1234

Berita Terkini