PT Hardys Retailindo Pailit

Terkuak, Rahasia Gede Hardi Yakin Bisa Bangkit Lagi, “Saya akan Belajar dari Alibaba”

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara
Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gede Hardi bersama sang istri saat jumpa pers mengenai kepailitan Hardys Group, di rumahnya di Sanur, Rabu (22/11/2017)

Belajar dari pengalamannya, ia merasa sangat perlu waspada soal dunia bisnis ke depan. 

“Ini di Indonesia, yang perlu diwaspadai uang senilai Rp 14 triliun yang dibelanjakan oleh Jack Ma (bos Alibaba) untuk bisnis Tokopedia itu tidak main-main. Siapa yang merasa diri jumawa bahwa itu tidak akan ngefek? Secara statistic memang sekarang kurang dari 5 persen pengaruhnya. Tapi ke depan, uang Rp 14 triliun yang diinvestasikan Jack Ma melalui Tokopedia itu akan menjelma menjadi wabah buat kita,” paparnya.

Setelah pribadi Gede Hardi dan perusahaan mengalami pailit, apa saja yang terjadi?

Gede Hardi di bulan November ini diundang jadi pembicara di ITB untuk menjelaskan soal ini.

“Saya jawab siap. Karena apa, karena kondisi ini saya share ke grup alumni ITB, di jurusan saya Teknik Industri ITB. Saya sebar semuanya. Tidak perlu saya tutupi,” akunya.

Ia berpesan pada para pebisnis, dan meminta dukungan pada masyarakat Bali.

Gede Hardi mengingatkan agar tidak gegabah dalam menggunakan uang bank.

Komposisi investasi jangan sampai 70 persen pakai uang bank.

“Mudah-mudahan tim kurator menjual aset dengan harga yang wajar. Artinya, properti di Bali ini terkoreksi 30-40 persen. Sehingga kami dapat susuk atau kembalian untuk modal usaha baru,” jelasnya.

Menurutnya, bisnis apapun harus berorientasi pada digital online.

“Ada teman baik saya, bisnis di Lotte Mart, sedang mendesain e-grocery.  Inovasi. Saya terlambat berinovasi,” ungkapnya.

Ditanya terkait prediksi masa depan, Gede Hardi mengaku outlook yang dimiliki terhadap ekonomi itu kurang.

“Saya jarang gaul dengan ahli ekonomi. Hanya main feeling saja. Sehingga outlook-nya ke depan seperti apa, politik ke depan seperti apa, kurang begitu bisa bicara. Juga tentang bagaimana dampak perbedaan pimpinan politik di Bali,” katanya mengakhiri.(*)

Berita Terkini