Tip Sehat untuk Anda

Kenali Gejala Awal Penyakit Difteri, Ini yang Berbahaya Jika Menutup Tenggorokan!

Penulis: Irma Budiarti
Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Difteri mulai mewabah di Bali

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, tanda-tanda awal gejala difteri dapat dikenali.

Seperti panas demam, sulit menelan makanan dan minuman, serta flu dan pilek biasa.        

Baca: 3 Warga Bali Suspect Difteri Dirawat di RSUP Sanglah, Satu Wanita Hamil

"Tanda-tanda yang paling khas adalah adanya membran berwarna abu-abu tenggorokan tepatnya di faring pasien. Ini yang berbahaya karena ketika membran itu menutup tenggorokan, tentu akan menutup jalan napas. Pada kasus yang paling fatal dapat menyebabkan kematian," jelasnya.

Pasien dengan gejala adanya membran di faring, harus segera mendapat perawatan intensif.

Perawatan pun harus dilakukan di tempat yang terisolasi sehingga apabila gejala klinis bertambah berat, dapat segera dilakukan penanganan.

"Biasanya akan langsung diambil tindakan dengan melubangi daerah laring sehingga pasien dapat bernapas. Jadi, kebanyakan penyebab kematian ya karena itu, membrannya menutupi jalan napas," terangnya.

Dikatakan dr. Surjaya, ada beberapa penyakit yang memiliki gejala hampir sama dengan difteri.

"Ada namanya faringitas yang paling berat. Ada juga tonsilitis membranous yang membentuk membran juga. Jadi agak mirip dengan tanda-tanda difteri. Hanya dokter yang bisa membedakan. Jika dalam perjalanannya tanda-tanda tersebut membaik, itu berarti bukan difteri," ungkapnya.

Difteri termasuk penyakit akut yang menyerang saluran pernapasan.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium Diphtheriae.

Jenis bakteri yang menyerang saluran pernapasan atas.

Pada kasus difteri, penjalaran dapat terjadi pada beberapa organ.

Hal ini yang akan membahayakan keselamatan pasien.

"Bakteri itu sebenarnya bakteri biasa. Ada di alam juga. Cuma memang penularannya terjadi sangat cepat dan langsung. Orang bersin atau batuk saja bisa menular. Air liurnya pun menular," kata Suarjaya.

Sebelumnya, kasus difteri banyak terjadi terhadap anak-anak.

Namun kini kasus difteri juga banyak ditemukan terjadi pada orang dewasa. (*)

Berita Terkini