Gempa Bumi Lombok

Kisah Pilu Korban Gempa Lombok Asal Jakarta, Norman Lari ke Bukit Sampai Tak Makan Seharian

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana evakuasi di dermaga Bounty Cruise Pelabuhan Benoa, Selasa (7/8/2018) dini hari.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kisah pilu hadir di tengah-tengah kedatangan korban evakuasi gempa Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kisah itu dituturkan oleh seorang penumpang Kapal Bounty Cruise yang sandar di Dermaga Bounty Cruise Pelabuhan Benoa, Selasa (7/8/2018) dini hari.

Kisah pilu itu hadir dari Norman, asal Jakarta, satu di antara ratusan penumpang yang dievakuasi ke Bali.

Norman menuturkan, bahwa dari kejadian itu memang guncangan gempa cukup besar. Ia sampai-sampai harus naik ke atas bukit untuk menyelamatkan diri.

Dengan ribuan orang lainnya ia naik ke atas bukit dan menyelamatkan dirinya bersama rekan-rekannya.

"Jadi naik ke atas bukit untuk menyelamatkan diri," ucapnya, Selasa dini hari.

Baca : Angkut 541 Korban Gempa, Kapal Bounty Cruise Sandar Dini Hari Tadi di Pelabuhan Benoa

Baca : 30 Menit Sebelum Meninggal Tertimpa Reruntuhan, Ni Made Yuli Widiani Sempat Minta Pinjam Bor

Suasana evakuasi di dermaga Bounty Cruise Pelabuhan Benoa, Selasa (7/8/2018) dini hari. (Tribun Bali/I Made Ardhiangga). (Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana)

Bahkan, ia pun tak sempat makan selama hampir sehari. Karena waktu gempa, jangankan alat komunikasi, makanan dan minuman pun susah untuk dicari, meskipun memiliki uang.

Sehingga ia menahan lapar dan baru makan setelah berada di atas kapal.

"Seharian gak makan. Susah makan. Jadi lari saja ke atas bukit," ungkapnya.

Sementara itu, seorang perempuan yang juga asal Jakarta yang enggan disebut namanya menuturkan hal yang sama.

Rasa panik, dan syok masih terpancar dari wajahnya. Seharian tidak makan dan hanya memungut makanan dari warung yang ambruk karena gempa.

"Ya makan cokelat dan kue sepotong karena tidak ada yang jualan. Suasana semua panik," ungkapnya.

Pantauan Tribun Bali, bahwa memang terpancar wajah duka dan masih semacam syok dari kebanyakan penumpang yang menjadi korban gempa. Tak sedikit pula, yang masih berbalut perban karena mengalami luka. Bahkan, ada beberapa yang lumpuh.

Kesigapan anggota Polri patut diacungi jempol. Sebab, begitu sigap hingga membopong penumpang kapal korban bencana gempa saat turun dari kapal, hingga ke akomodasi yang telah disediakan. (*) 

Berita Terkini