TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Setiap banjar yang ada di Bali, khususnya di Kabupaten Tabanan, selalu memiliki sejarah, keunikan, dan potensi masing-masing.
Begitu pula dengan Banjar Simpangan, Desa Pejaten, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
Masyarakatnya terkenal memiliki daya seni yang tinggi, khususnya kesenian ukir.
Mereka tergabung dalam Kelompok Kreativitas Tjarank Seni.
Kelompok yang beranggotakan 10 orang ini membuat kerajinan ukir berbahan dasar kulit sapi dan kertas solek menjadi Barong, Layangan Janggan, Payasan (Pakaian) Tari, hingga aksesoris lainnya.
Tak heran, Kelompok Kreativitas Tjarank Seni ini menerima pesanan yang menumpuk.
Perajin Kelompok Tjarank Seni, I Made Suka Arsa Diatmika menuturkan, sejak awal tahun 2013, ia sudah menerima sejumlah pesanan untuk Barong dan Layangan Janggan.
Khusus untuk Barong, konsumennya berasal dari berbagai daerah yakni Badung, Denpasar, dan Tabanan tentunya.
Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan Barong adalah kulit sapi dan kertas solek atau kertas yang memiliki kualitas menyerupai kulit.
Proses pengerjaan Barong biasanya memerlukan waktu paling cepat satu bulan dan paling lama sekitar 5-6 bulan.
“Sekarang tinggal konsumennya saja. Jika akan digunakan dalam waktu dekat, akan dikerjakan paling cepat dalam waktu sebulan,” katanya.
Dia mengatakan, Barong memiliki ukuran yang berbeda-beda dan ukuran badannya menyesuaikan dengan ukuran tapel (wajah) yang diminta oleh konsumen.
Biasanya tapel memiliki lebar berukuran 21 sampai 24 sentimeter.
Setelah diketahui lebar tapel, baru akan menyesuaikan ukuran badannya.
“Biasanya banyak pesanan Barong saat momen Galungan, khususnya untuk yang komersil, sepeti Barong Bangkung dan Barong Buntut."