Bali Paradise

Hangatnya Bongkot Rice di Waroeng Suhu, Resto Modern Rasa Tradisional Tak Ditinggalkan

Penulis: Ni Putu Diah paramitha ganeshwari
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebagai pencinta kuliner, Yessica Ichida tidak ingin berhenti sebagai penikmat rasa saja.

Kreativitasnya seolah tertantang menciptakan cita rasa baru yang belum pernah dinikmatinya.

Ia pun melakukan eksperimen terhadap bahan makanan favoritnya.

Dengan pengalaman mencicip rasa yang sudah ia dapatkan, Yessica mencoba meramu menu baru.

Hasil eksperimen itulah yang kemudian disajikan kepada pelanggan Waroeng Suhu, resto yang baru dibukanya.

“Saya tidak menyajikan sembarang makanan. Mana yang menurut saya enak, itulah yang saya tampilkan di sini. Saya harus tahu kualitas rasa dari apa yang akan disajikan untuk pelanggan,” ungkap wanita asal Jakarta ini. 

Hingga saat ini, Yessica telah banyak melakukan eksperimen menu.

Ia kerap mengombinasikan cita rasa tradisional dengan gaya memasak Barat.

Fusion istilahnya.

Meskipun resto yang didirikannya berkonsep modern, namun rasa tradisional tak ingin ditinggalkannya.

“Saya terutama sangat suka masakan Bali. Cita rasa rempahnya menakjubkan. Meskipun saya berasal dari Jakarta, namun masakan Bali adalah salah satu menu favorit saya. Ketika mencoba mengeksplorasi kuliner Bali, saya banyak mendapat petunjuk dan tips dari keluarga suami yang memang orang asli Bali,” ujar Yessica.

Bongkot rice adalah contoh menu yang berhasil diramu Yessica dari kearifan lokal.

Sesuai namanya, menu ini mengandalkan bongkot (kecombrang) sebagai cita rasa utama.

Bongkot memang sering digunakan orang Bali dalam membuat aneka masakan.

Aroma harum dan rasa yang khas seolah mampu mengundang nafsu makan.

Dalam menu ini, Yessica mencoba mengaplikasikan bongkot dalam seporsi nasi, daging ayam, dan scrambled egg yang tersaji hangat.

Nasi pun bisa diganti dengan mi, sesuai selera.

Selain meramu bumbu lokal, Yessica juga memiliki misi untuk memperkenalkan bahan-bahan yang masih jarang dikenal publik.

Dalam membuat pasta, ia lebih memilih jenis angel hair.

Angel hair merupakan jenis pasta yang diameternya lebih kecil dibandingkan spaghetti dan fettuccine.

Meskipun diameternya lebih kecil, namun tingkat kekenyalannya sama dan mampu diolah dengan berbagai saos pasta.

Creamy angel hair pun kini termasuk makanan yang cukup dicari pelanggan Waroeng Suhu.

Minyak truffle juga menjadi bahan yang ingin diangkat Yessica.

Minyak truffle sejenis dengan olive oil yang biasanya ditambahkan pada makanan untuk membuat aroma harum.

Menu truffle fries pun menjadi makanan yang patut dicoba untuk mengetahui karakter rasa dari minyak primadona ini.

Sekilas tampilan fries (kentang goreng) tampak biasa, namun jika dicicipi akan terasa perbedaanya.

Ada aroma harum dan sensasi gurih yang memanjakan selera sejak gigitan pertama.

“Di kawasan wisata seperti Kuta dan Ubud barangkali sudah banyak yang menggunakan bahan-bahan ini. Namun saya perhatikan, kawasan Denpasar masih cukup jarang. Ini pula peluang yang saya temukan, sehingga Waroeng Suhu berbeda dengan tempat makan lainnya,” kata Yessica.

Ia pun berharap pelanggan bisa merasa puas dengan resepnya.

Komentar dari pelanggan tentunya akan menambah semangatnya untuk menciptakan menu-menu baru.

Menu Segala Musim

Nam Waroeng Suhu menjadi cerminan dari apa saja yang disuguhkan di dalamnya.

Di tempat ini Anda dapat memikmati makanan dari berbagai elemen.

Ada makanan dan minuman dengan sensasi panas, hangat, segar, dan dingin.

Berbagai ‘suhu’ yang disuguhkan bisa menjawab selera pelanggan di segala musim.

Jika cuaca sedang panas, berbagai minuman dingin dan dessert pudding dapat menjadi pilihan.

Sebaliknya, jika cuaca dingin suguhan kopi hangat dan makanan hangat siap tersedia.

Menarik juga untuk mencicip menu yang memiliki dua suhu sekaligus.

“Molten Lava Cake adalah menu dessert yang memiliki sensasi panas sekaligus dingin. Cake cokelat hangat dipadukan dengan es krim. Sensasi cokelatnya akan terasa lumer di mulut,” tutur pemilik Waroeng Suhu, Yessica Ichida.

Menikmati suguhan Waroeng Suhu pun semakin terasa lengkap dengan sentuhan interiornya yang cantik dan manis.

Mereka menambahkan mural bertemakan floral pada bagian dinding.

Sangat pas untuk menjadi spot foto.

Waroeng Suhu berlokasi di Jalan Tukad Badung XIV No. 6, Renon, Denpasar.

Buka dari pukul 08.00 hingga 22.00 WITA.

Sedia Menu Vegan

Bagi para vegetarian dan vegan tak perlu ragu untuk berkunjung ke Waroeng Suhu.

Tempat ini juga menyajikan menu bagi vegan.

Beberapa di antaranya adalah sandwich veg dan angel hair pasta.

Satu porsi sandwich veg terdiri dari croissant, selada, tomat, baby spinach, olive oil, dan dressing lainnya.

Bahan croissant yang digunakan pun ramah bagi para vegie.

“Khusus bagi para vegetarian, dalam mengolah angel hair kami tidak menambahkan daging. Sejak dibuka kira-kira sebulan lalu, kami sudah menerima banyak pelanggan. Beberapa di antaranya vegetarian. Saya merasa senang sebab mereka pun bisa menikmati suasana bersantap di tempat kami. Ada juga yang datang sebagai repeats costumer,” ungkap Yessica.

Hal ini pun menunjukkan, vegan dan vegetarian pun boleh menikmati makanan lezat. (*)

Berita Terkini