'Tidak diterima'
Dalam satu kali tatap muka yang mengesankan selama di perjalanan, seorang anggota suku Sentinel yang masih muda sempat mengancamnya.
"Ketika saya membagikan kelapa, saya sedikit terpisah dari anggota tim dan saya mulai mendekati pantai," katanya kepada BBC.
"Seorang anak laki-laki suku Sentinel yang masih muda membuat wajah lucu, mengambil pisaunya dan memberi isyarat kepada saya bahwa dia akan memotong kepala saya. Saya segera mendekati perahu dan mengambil langkah cepat."
"Bahasa tubuh anak laki-laki itu sangatlah penting. Dia menjelaskannya bahwa saya tidak diterima."
Sejak saat itulah, Pemerintah India melarang melakukan ekspedisi dengan pemberian hadiah, dan bahkan orang asing dilarang mendekati pulau itu.
Pengisolasian ketat orang-orang Sentinel dari kontak dengan dunia luar dapat menempatkan mereka beresiko terpapar penyakit yang mematikan, karena mereka cenderung tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit seperti flu dan campak.
Pandit mengatakan anggota ekspedisinya harus mengikuti prosedur ketat agar tidak menularkan penyakit menular.
Hanya mereka yang sehat diizinkan melakukan perjalanan ke Sentinel Utara.
Para pejabat India mengatakan warga Amerika Serikat John Allen Chau, yang terbunuh pada minggu lalu, tidak mengantongi izin resmi saat melakukan perjalanannya.
Dia malah dikatakan telah membayar nelayan lokal 25.000 rupee untuk membawanya ke pulau tersebut secara ilegal dengan harapan dapat mengubah keyakinan suku terasing itu menjadi penganut Kristen.
Saat ini sedang diupayakan untuk mencoba dan mengevakuasi jasad warga AS itu.
Menurut Pandit, hal itu mungkin dilakukan dengan pendekatan yang dilakukan oleh otoritas India.
Walaupun pengalamannya melakukan pertukaran dengan orang-orang Sentinel nyaris diwarnai ketegangan, Pandit secara tegas menolak label bahwa mereka memiliki sikap bermusuhan.
"Itu cara yang salah dalam melihatnya. Justru kita adalah penjajah di sini," katanya kepada Indian Express.