Cerita Orang yang Pernah Berkomunikasi dengan Suku Sentinel ‘Isyarat Dia Akan Memotong Kepala Saya’

Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antropolog India TN Pandit memberikan hadiah kepala pada orang terasing Sentinel Utara yang membunuh John Allen Chau

TRIBUN-BALI.COM - Keberadaan suku terasing yang mendiami Pulau Sentinel Utara, Andaman, India di Lautan Hindia menjadi perhatian publik setelah terbunuhnya John Allen Chau, pria Amerika Serikat berusia 27 tahun.

Pria itu mendatangi pulau Sentinel Utara di Lautan Hindia dan berencana menemui suku terasing tersebut sekaligus melakukan kegiatan misionaris.

Suku ini dikenal agresif pada pendatang.

Seorang pembuat film dokumenter pernah terkena panah saat berusaha memfilmkan mereka di tahun 1974.

Pada tahun 2006, suku terasing ini juga dikabarkan membunuh dua nelayan yang memasuki perairan dekat pulau mereka.

Adapun helikopter otoritas India pernah ditembaki panah saat berusaha memeriksa keadaan mereka usai tsunami pada 2004.

Tapi apakah pernah ada manusia modern yang berhasil mendekati atau berkomunikasi dengan penduduk Sentinel Utara ini?

Ada. 

Tidak banyak orang yang memahami suku terasing yang mendiami Pulau Sentinel di Lautan Hindia ketimbang seorang antropolog asal India, TN Pandit.

Sebagai kepala kantor dinas Kementerian suku terasing India, Pandit telah mengunjungi komunitas suku terasing yang mendiami pulau terpencil itu selama beberapa dekade.

Tetapi Pandit, yang saat ini berusia 84 tahun, mengatakan sebagian besar anggota kelompok itu bersikap "cinta damai".

Tuduhan mereka bereputasi menakutkan merupakan tindakan tidak adil.

"Selama kami melakukan interaksi, mereka mengancam kami, tetapi tidak pernah mencapai titik di mana mereka akan membunuh atau melukai. Setiap kali mereka merasa gelisah, kami mundur perlahan," katanya kepada BBC World Service.

Antropolog India TN Pandit memberikan hadiah kepala pada orang terasing Sentinel Utara yang membunuh John Allen Chau (TN Pandit)

"Saya merasa sedih atas kematian anak muda yang datang jauh-jauh dari Amerika. Tapi dia melakukan kesalahan," katanya.

"Dia punya cukup kesempatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi dia memilih bertahan dan membayar dengan nyawanya."

Halaman
1234

Berita Terkini