Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Melukat merupakan salah satu aktivitas spiritual yang dilaksanakan oleh umat Hindu khususnya umat Hindu Bali.
Melukat ini memiliki makna penyucian atau pembersihan diri dengan menggunakan sarana air suci.
Selain untuk penyucian diri, beberapa orang juga melakukan pelukatan untuk meminta kesembuhan.
Biasanya umat Hindu akan melakukan ritual melukat ini saat hari raya semisal Purnama, Tilem, Kejang Kliwon, Ngembak Geni, Banyu Pinaruh, atau saat Manis Galungan maupun Manis Kuningan.
Baca: TRIBUN WIKI - Melukat di Klungkung & Karangasem, Patirtaan Tadah Uwuk Sembuhkan Penyakit Kutukan
Baca: TRIBUN WIKI - 3 Tempat Melukat di Buleleng, Nunas Tamba hingga Mohon Jodoh dan Jabatan
Sarana yang lumrah dibawa saat melukat yaitu canang sari atau pejati.
Berikut tempat untuk melakukan pelukatan di Denpasar, Bali.
1. Pura Campuhan Windhu Segara
Pura Campuhan Windhu Segara ini merupakan tempat melukat yang sangat dikenal oleh masyarakat khususnya yang ada di Kota Denpasar.
Untuk menjangkau pura ini pun sangat mudah dan terletak di Padang Galak, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Denpasar, Bali.
Pemedek yang akan melukat ke pura ini cukup mengikuti jalan menuju ke arah taman festival Padang Galak, kemudian belok ke arah utara di sisi timur taman festival, maka akan sampai pada sebuah pura dan itulah Pura Campuhan Windhu Segara.
Masyarakat biasanya banyak melukat di pura ini saat Kajeng Kliwon, Purnama, Tilem dan Banyupinaruh, Ngembak Geni, juga pada umanis Galungan maupun Kuningan.
Pura ini mulai dibangun tanggal 7 Juli 2005 dan lokasinya merupakan pertemuan antara air laut di Padang Galak dan air tawar yang mengalir dari aliran sungai Ayung.
Baca: TRIBUN WIKI - Pancoran Manik Tirta Pasiraman Bikin Awet Muda, Ini 4 Tempat Melukat Lainnya di Bangli
Baca: TRIBUN WIKI - Ini 2 Tempat Melukat di Tabanan, Mohon Kesembuhan Penyakit di Pura Luhur Tamba Waras
Untuk melukat di pura ini, sarana yang dibawa yaitu banten pejati yang dihaturkan di tempat penglukatan Ida Bhatara Wisnu serta klungah kelapa gading.
Selain itu dengan membawa sarana berupa canang sari masyarakat juga sudah bisa melukat di pura ini.
2. Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari Pangideran Dewata Nawa Sanga
Pura ini berlokasi di Jalan Antasura, Banjar Pondok, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara dan diperkirakan telah dibangun sejak abad ke 17 atau 18.
Di pura ini merupakan tempat pemujaan Dewata Nawa Sanga.
Pemedek yang melukat akan melakukan penglukatan di empat sumur yang ada di pura ini yaitu Sumur Tirta Puwirta yang ada di Tetamanan Selatan, Sumur Tirta Kundalini yang berada di Tetamanan Barat, Sumur Tirta Sanjiwani yang berada di Tetamanan Utara, dan Sumur Tirta Kundalini yang berada di Tetamanan Timur.
Pura ini diempon oleh lima banjar yaitu Banjar Pondok, Banjar Ben Biyu, Banjar Umadesa, Banjar Bunu Kulit, dan Banjar Kedua.
Pura ini menjadi tempat melukat bagi umat yang menderita sakit parah.
3. Pura Agung Manik Batu
Berada di kawasan Subak Kerdung, Desa Pakraman Pedungan, Denpasar dengan jaraknya hanya 1 kilometer masuk ke arah selatan dari Jalan Pulau Bungin, Denpasar, Bali.
Pura Agung Manik Batu merupakan pura subak tempat berstananya Dewi Sri yang terletak di tengah persawahan yang menghampar hijau di wilayah Subak Kerdung, Desa Pedungan, Denpasar.
Selain itu, pura ini juga merupakan Pura Umum, karena di sini berstana juga Sang Hyang Tri Murti yaitu Brahma, Wisnu, Siwa, beserta saktinya yakni Dewi Saraswati, Dewi Sri, dan Dewi Uma.
Pura ini juga merupakan Pesimpangan Ida Ratu Gede Dalem Nusa dan Dewi Kwam In.
Dewi Kwan In dibuatkan pelinggih khusus di Madya Mandala dengan hiasan serba merah, mulai dari kampuh, tedung dan juga berisi lampion.
Di bagian dalam pelinggih juga ada patung Dewi Kwan In.
Menurut Jro Mangku Nyoman Dauh yang menjadi pemangku di pura tersebut, di pura ini juga ada petirtaan yang diberi nama air suci sudhamala, yang digunakan untuk melukat oleh para pemedek.
Bagi yang akan tangkil ke pura ini untuk melukat biasanya membawa banten berupa pejati dan bungkak atau klungah nyuh (kelapa) gading.
Baca: TRIBUN WIKI - Hari Ini Tilem Bertemu Kajeng Kliwon, Kunjungi 4 Lokasi di Badung Ini untuk Melukat
Baca: TRIBUN WIKI - 6 Tempat di Gianyar yang Bisa Kamu Kunjungi untuk Melukat
Selain melukat, di pura ini juga tempat nunas tamba (meminta obat).
Orang berobat ke pura ini mulai dari mereka yang menderita penyakit medis maupun non medis.
Bagi yang akan meminta obat ke pura ini diawali dengan melakukan penglukatan di Patung Dewi Sri yang ada di selatan pura.
Pemedek lantas memohon pada Ida Dukuh Sakti, selanjutnya melakukan persembahyangan di Pelinggih Ratu Gede, Dewi Kwam In, Hyang Gana Pati (Dewa Ganesha).
Selanjutnya, baru melakukan persembahyangan di utama mandala dan di sanalah mereka memohon, tergantung keluhan.
Selain berobat, juga ada pemedek yang nunas saat akan mencari sekolah, melamar pegawai negeri atau CPNS hingga meminta keturunan.
4. Pura Beji Dalem Sakenan
Masyarakat biasanya melukat ke pura ini saat Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon.
Pura ini masih terletak di kawasan Pura Sakenan, wilayah Tunggak Tiing, Serangan, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali.
Untuk panglukatan di pura ini menggunakan air laut sebagai media panglukatannya.
Para pemedek yang melukat ke tempat ini biasanya membawa pejati dan klungah kelapa gading.
Baca: Ramalan Zodiak 4 Februari 2019: Tujuan Taurus Tercapai, Hari yang Romantis Bagi Aquarius
Baca: Tilem Bertepatan dengan Kajeng Kliwon, Lakukan Ini
5. Pasraman Ida Lingsir
Bagi yang ingin melukat ke tempat ini menggunakan sarana pejati.
Lokasinya berada di Jalan Narakesuma Gang VII No 3, Tanjung Bungkak, Denpasar, Bali.
Yang datang untuk melukat ke pura ini karena penyakit medis, tidak memiliki anak, dan yang masih jomblo.
6. Pura Pucak Watu Geni
Pura ini terletak di Jalan Buluh Indah, Gang Nuansa Indah Selatan, Denpasar, Bali.
Di pura ini juga digelar panglukatan secara rutin saat pergantian dari hari Saraswati menuju Hari Banyu Pinaruh yang dimulai pada pukul 00.05 Wita.
Hal ini dikarenakan pada hari dan jam tersebut diyakini bahwa Ida Bhatara yang berstana di Pura Pucak Watu Geni berkeinginan untuk menyucikan umatnya, dan dilaksanakan berdasarkan petunjuk yang diterima oleh pemangku pura.
Sumber palukatan berasal dari guci batu yang disebut air abadi karena airnya tak pernah habis.
Untuk piodalannya sendiri dilaksanakan setiap satu tahun sekali yaitu saat Purnama Sasih Kapat.
7. Pura Taman Beji Penyampuhan
Pura ini tergolong pura keluarga yang terletak di ujung selatan wilayah Banjar Suci, Denpasar yang diyakini sebagai stana Buaya Kuning.
Banyak masyarakat yang melakulan panglukatan dan pengobatan di pura ini dengan berbagai keluhan penyakit dan memohon petunjuk kesembuhan di pura ini dengan membawa sarana banten pejati.
Mereka akan dilukat dan diberikan tirta yang diambil langsung dari sungai.
Untuk odalan di pura ini dilaksanakan setiap Anggar Kasih Tambir oleh Pengempon pura, Puri Jambe Kaliungu.
8. Pura Dalem Pengembak
Pura Dalem Pengembak beralamat di Jalan Pengembak, Mertasari, Sanur.
Diyakini pura ini merupakan stana dari Ida Ratu Ayu Manik Mas Meketel.
Untuk piodalannya sendiri dilaksanakan setiap Purnama Kedasa.
Banyak pamedek yang datang untuk melukat dan memohon kesembuhan, khususnya penyakit non medis.
Selain untuk melukat dan penyembuhan non medis, di pura ini juga diyakini bisa memohon untuk memperlancar usaha karena terdapat pelinggih Ratu Sahbandar sebagai Dewi kemakmuran.
(*)