Wiki Bali

TRIBUN WIKI - 13 Kutipan Tak Lekang Oleh Waktu dari Sastrawan Pramoedya Ananta Toer

Pram, panggilannya, secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra di Indonesia

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Hai-Online.com
Pramoedya Ananta Toer. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pramoedya Ananta Toer adalah sastrawan Indonesia yang lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925, dan meninggal di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun.

Pram, panggilannya, secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra di Indonesia.

Setidak-tidaknya dalam beberapa catatan, ia telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.

Salah satu karya yang fenomenal dari Pramoedya Ananta Toer, yakni Tetralogi Buru, berupa empat novel yang diantaranya berjudul Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca.

Baca: Bupati Badung Resmikan Masjid Al-Hasanah Canggu Permai, Semua Insan Sama Dapat dan Sama Rasa

Baca: ST. Kumara Chanti Rayakan Hari Jadi ke-19 Tahun Dihadiri Bupati Badung, Giri Prasta   

Di dalam karya-karyanya itu pula, Pram mengemukakan berbagai pandangannya yang relevan hingga saat ini.

Berikut Tribun Bali sajikan beberapa kutipan Pramoedya Ananta Toer yang tak lekang oleh waktu.

1. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

2. Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.

Baca: 51 Orang Bersaing Menjadi P3K di Badung, Wabup dan ORI Tinjau Pelaksanaan Tes CAT

Baca: Rapat Anggota Tahunan Koperasi Pegawai Negeri Dharma Wiguna, Sebut Pencapaian Rp 1,762 Miliar

3. Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri.

4. Bukan darah, bukan keturunan, yang menentukan sukses-tidaknya seseorang dalam hidupnya, tetapi: pendidikan lingkungan dan keuletan. Bahwa sukses bukan hadiah cuma-cuma dari para dewa, dia hanya akibat kerja keras dan belajar.

5. Pada setiap awal pertumbuhan, katanya, semua hanya meniru. Setiap kita semasa kanak-kanak juga hanya meniru. Tetapi kanak-kanak itu pun akan dewasa, mempunyai perkembangan sendiri.

6. Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri.

Baca: Tim Pemenangan Jokowi-Amin Kota Denpasar Optimis Raih 80 Persen Suara

Baca: Korsik Siap Tampil di Upacara HUT Ke 231 Kota Denpasar, Akan Bawakan 5 Lagu

7. Sekali dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak, dia takkan menjadi apa-apa.

8. Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved