Liputan Khusus

Jalur Neraka Makin Rusak Parah,  Shortcut Canggu Jadi Sorotan Wisatawan Asing

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi shortcut Canggu yang rusak parah, Jumat (26/2/2019) lalu (kiri). Mobil wisatawan nyemplung ke sawah di shortcut Canggu.

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Tak terhitung berapa jumlah kendaraan yang terperosok ke tengah sawah ketika melintas di jalan ini.

Hal itulah yang membuat para wistawan banyak melintas di jalan berpaving ini menjuluki shortcut Canggu sebagai jalur neraka.

Lebih ironis lagi, kini kondisi shortcut yang menghubungkan antara Desa Canggu dan Desa Tibubeneng, Kabupaten Badung, ini semakin memprihatinkan.

Polemik shortcut Canggu saat ini bukan cuma soal kemacetan, dan ancaman kendaraan nyemplung ke sawah.

Tapi kondisi paving yang digunakan di jalan ini juga sudah hancur, dan bergelombang.

Di depan Kantor Balai Karantina Pertanian yang ada di pinggir shortcut ini misalnya, paving sudah hampir semuanya terangkat dan membentuk lubang berisi air.

Di salah satu sudut shortcut ini, terlihat pinggiran jalan sudah longsor, sehingga berpotensi membahayakan pengendara ketika melintas.

Apalagi, lebar shortcut ini tidak cukup untuk kendaraan roda dua berjajar.

“Pernah macetnya sampai parah sekali, terus karena sudah buntu tidak bisa diurai, terpaksa kendaraan mundur semua. Ada yang balik arah. Kondisinya pun kacau. Pokoknya kalau jam siang, sore jam 3, trus jam 6, dan jam 7 malam itu pasti macet banget di sini,” kata seorang driver turis, Agus, saat diwawancara Tribun Bali di sekitar lokasi belum lama ini.

Saban hari, banyak kendaraan baik roda dua dan roda empat melintas di shortcut Canggu ini.

Meski rambu lalu lintas yang dipasang tak mengizinkan kendaraan melintas dua arah, namun pengendara tetap melabrak.

Inilah akar masalah yang menyebabkan shortcut Canggu yang ada di Jalan Echo Beach, Canggu, ini sering dikeluhkan karena macet dan rawan terperosok ke tengah sawah.

“Memang ini satu arah, tapi orang-orang sini saja tidak mematuhi rambu ya kami ikut-ikutan saja. Kan semua nyari cepat. Kalau lewat jalan utama bisa satu jam muter,” tutur Agus, yang setiap hari melintas di jalan ini.

Dulunya, di shortcut ini sering dilakukan razia kendaraan oleh Polsek Kuta Utara. Semua kendaraan yang melabrak rambu ditilang.

Namun rupanya upaya itu tidak bisa membuat para pengendara jera. Mereka tetap memilih melabrak rambu ketika tidak ada polisi yang bertugas.

Halaman
123

Berita Terkini