Penumpang Terlempar Saat KRL Terguling, Masinis Masih Syok dan Trauma

Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mengevakuasi KRL Commuter 1722 yang anjlok di pintu perlintasan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019). KRL jurusan Jatinegara-Bogor mengalami anjlok keluar dari perlintasan hingga tertimpa tiang Listrik Aliran Atas (LAA) di antara Stasiun Cilebut-Bogor yang mengakibatkan enam korban luka-luka termasuk masinis yang telah dibawa ke rumah sakit.

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Kereta jurusan Jakarta - Bogor mengalami kecelakaan di pintu perlintasan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor, Minggu (10/3).

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.10 WIB.

Salah seorang korban, Lilis Septiani (23), menceritakan detik-detik mengerikan saat KRL Jakarta-Bogor yang ditumpanginya anjlok dan terguling.

Lilis menceritakan saat itu KRL sedang menurunkan kecepatan. Lalu tiba-tiba KRL anjlok dan menabrak sesuatu. Brakkk!

"Kaya nabrak pohon gitu masinisnya," kata Lilis.

Lilis juga sempat terinjak-injak saat hendak menyelamatkan diri. Saat itu katanya gerbong KRL yang ditumpanginya dalam posisi miring saat terguling.

"Pas anjlok kan miring ke kiri, semua kelempar. Lomba-lomba nyelametin diri. Semua ambruk ke sebelah kiri, nyungsep. Pas pintu kebuka baru pada ngejatuhin diri ke bawah," kata Lilis.

Saksi di dekat lokasi kejadian menyebutkan, saat kejadian terdengar suara dentuman keras dari arah lokasi kejadian.

"Kejadian tadi jam 10an. Pas itu ada suara keras dari arah rel. Semua warga langsung lari ke arah rel," kata Dayat (52), penjaga pintu kereta di dekat lokasi kejadian.

Dayat menyebutkan, sebelum kereta anjlok, bagian atap kereta sempat mengenai kabel listrik. Beberapa saat kemudian, bagian gerbong depan terguling keluar dari jalur rel.

"Yang saya lihat, di gerbong depan banyak penumpang. Semua penumpang di dalam kereta langsung keluar menyelamatkan diri," ujar dia.

Sementara itu penumpang KRL lain bernama Harsa Putra menceritakan saat itu kereta yang mengalami kecelakaan di pintu perlintasan Kebon Pedes, Kota Bogor sedang mengantre untuk masuk ke Stasiun Bogor.

Tiba-tiba saja penumpang melihat kabel aliran listrik atas bergerak cukup keras.

Tidak lama kemudian, kereta lantas berhenti. Penumpang sempat mengira kereta berhenti karena kabel tersebut tersangkut.

Penumpang sempat melihat gerbong bagian depan sudah terbalik.

"Kejadian jam 10.00, kronologinya lagi antre perlintasan kereta di Kebon Pedes Bogor, tiba tiba kabel atasnya goyang-goyang keras. Enggak lama kereta berhenti, kirain cuma karena nyangkut di kabel saja. Ternyata waktu dicek kereta sudah terbalik begitu," ujar Harsa.

17 Orang Luka-luka

Vice President Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunisa, mengatakan ada 17 penumpang menjadi korban anjloknya kereta rel listrik (KRL) commuterline di antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor. Semua korban telah berhasil dievakuasi.

"Korban yang dievakuasi berada dalam kondisi luka-luka. Hingga pukul 12.10 WIB, tercatat jumlah korban luka mencapai 17 orang," ujar Eva melalui keterangan tertulis, Minggu.

Eva menyampaikan, sembilan korban dievakuasi ke Rumah Sakit Salak Bogor untuk mendapatkan perawatan.

Sementara delapan korban lainnya dilarikan ke pos kesehatan Stasiun Bogor.

"Identitas korban luka dapat dilihat di RS Salak Bogor. Bagi para pengguna yang menjadi korban, maka akan mendapatkan perawatan kesehatan," kata dia.

Setelah mengevakuasi korban, PT KCI akan berupaya untuk mengevakuasi badan kereta. Kereta yang tidak anjlok akan ditarik sementara ke Stasiun Cilebut.

"Sementara kereta yang anjlok menunggu proses evakuasi lanjutan karena terkait dengan perbaikan prasarana perkeretaapian," ucap Eva.

Akibat kejadian ini, perjalanan KRL dari dan tujuan Bogor belum dapat dilayani oleh KRL.

Perjalanan KRL dari arah Jakarta Kota maupun Angke/Jatinegara hanya dilayani sampai Stasiun Depok.

Para pengguna yang telah membeli tiket atau melakukan tap in dapat melakukan refund di loket stasiun. Untuk pelayanan KRL di lintas lainnya berlangsung normal.

Executive Vice President PT KAI Daop 1 Jakarta Dadan Rudiansyah mengatakan, proses evakuasi tiga gerbong kereta rel listrik (KRL) yang anjlok di antara Stasiun Cilebut dan Bogor masih menunggu crane dari Bandung dan Cirebon.

"(Proses evakuasi) kita tunggu alat berat, tiga jam sampai sini. Nanti pakai crane dari Bandung dan Cirebon," kata Dadan.

Dadan mengatakan, anjloknya KRL mengakibatkan pihaknya tidak bisa melayani perjalanan menuju Bogor hari ini.

"Hari ini dipastikan tidak bisa melayani perjalanan menuju Bogor. Mohon maaf atas ketidaknyamanan tersebut," ujar Dadan.

Kapolres Bogor Kombes Hendri Fiuser mengatakan kondisi masinis KRL yang terguling masih syok dan trauma. Saat ini sang masinis masih dalam perawatan di RS Salak, Bogor, Jawa Barat.

Masinis tersebut mengalami luka di kaki dan tangan. "Termasuk masinis sekarang semua korban masih dirawat di RS Salak,"ujar Kombes Hendri.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat mendatangi RS Salak, Bogor. Budi menjenguk sejumlah korban dan masinis KRL KA 1722 yang dirawat di RS Salak, Bogor. Budi menyebut sang masinis belum bisa diajak bicara.

"Kami tadi menemui masinis, belum bisa diajak bicara, tapi dalam keadaan sehat. Satu pasien yang ada di sini juga dalam keadaan sehat," kata Budi.

Budi menyebut korban kecelakaan KRL 1722 tidak terluka parah. Beberapa korban sudah diperbolehkan pulang. "Tidak ada yang parah, bahkan dua orang sudah pulang," kata Budi.(tribun network/ard/kar/kps/wly)

Berita Terkini