Pria Bertubuh Pendek Lebih Pemarah daripada yang Tinggi, Begini Menurut Hasil Penelitian

Editor: Rizki Laelani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang yang lebih pendek lebih pemarah.Hingga sebuah studi terbaru menemukan bahwa ada arti dari tinggi badan seseorang, khususnya pria.

Orang Bertubuh Pendek Lebih Pemarah daripada yang Tinggi, Begini Menurut Hasil Penelitian. Sebuah studi baru-baru ini mengklaim bahwa pria yang pendek lebih agresif daripada teman-teman mereka yang memiliki tubuh lebih tinggi.

TRIBUN-BALI.COM - Berapa sih rata-rata tinggu badang orang Indonesia?

Rata-rata orang Indonesia memiliki tinggi badan untuk pria 159 cm dan wanita 150 cm.

Sementara untuk tinggi rata-rata pria di seluruh dunia adalah 183 cm.

Apakah Anda bertubuh pendek? Atau malah bertubuh tinggi?

Sejatinya, tak ada masalah mengenai tinggi badan seseorang.

Hingga sebuah studi terbaru menemukan bahwa ada arti dari tinggi badan seseorang, khususnya pria.

Apa itu?

Sebuah studi baru-baru ini mengklaim bahwa pria yang pendek lebih agresif daripada teman-teman mereka yang memiliki tubuh lebih tinggi.

Baca: Meski Minta Ampun, Bocah 13 Tahun Terus Dihajar dan Disiram Air Cabai, Sudar: Sudah Dimakamkan

Baca: Video Viral Lubang Misterius di Langit Bikin Geger Warga Uni Emirat Arab, Ini Penjelasan Pakar

Baca: Sedang Hamil 8, Mahasiswi Ini Tetap Dipajang di Aplikasi Prostitusi Online, Ini Alasan Muncikari

Baca: Ini Total Uang Kes di Laci Meja Menteri Agama yang Disita KPK

Baca: Fisiknya Sering Dibully, Pria Cimahi Kini Mirip Artis Korea Tanpa Operasi Plastik, Kuncinya Sabar

Baca: Skandal Seks Guru Wanita yang Dikenal Royal Terungkap, Seorang Siswanya Bunuh Diri Lantaran Malu

Menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ilmuwan di Pusat Pengendalian Penyakit di Atlanta, Georgia, orang yang lebih pendek cenderung lebih pemarah dan lebih ganas daripada orang bertubuh tinggi.

Dilansir dari Bright Side pada Minggu (24/2/2019), para ilmuwan mengamati 600 pria, berusia antara 18 dan 50 tahun.

Studi itu menemukan bahwa mereka yang merasa kurang maskulin 3 kali lebih mungkin melakukan serangan kekerasan atau tindakan kriminal.

Para ilmuwan mengatakan ini adalah hasil dari 'stres perbedaan pria' yang menyebabkan mereka menjadi lebih agresif.

Karena stereotip sosial, salah satu hal yang membuat pria merasa kurang maskulin adalah ketika mereka merasa bahwa tinggi badan mereka lebih pendek daripada tinggi rata-rata.

Sehingga pria yang lebih pendek bertindak lebih agresif.

Hal ini dilakukan untuk menebus kekurangan tinggi badan mereka. Sindrom ini dikenal sebagai 'kompleks Napoleon'.

Ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1926 oleh psikoanalisis Austria, Alfred Adler.

Pada tahun 2018, psikolog evolusi Mark van Vugt dan tim peneliti di Vrije Universiteit Amsterdam menemukan bukti 'kompleks Napoleon' pada pria.

Mereka sampai pada kesimpulan bahwa pria yang bertubuh pendek lebih bersikap agresif dalam interaksi dengan pria yang lebih tinggi.

Menurut pada ahli, orang yang lebih pendek punya kerentanan perasaan yang lebih kuat dan tingkat paranoia yang lebih tinggi.

Namun, sangat mungkin bahwa studi itu sendiri termasuk kelompok uji yang terlalu kecil untuk memprediksi korelasi yang benar antara tinggi dan melakukan serangan.

Dan ada beberapa studi lain yang mengarah pada temuan yang bertentangan juga.

Pada tahun 2007, studi oleh University of Central Lancashire menunjukkan bahwa 'kompleks Napoleon' kemungkinan besar adalah mitos.

Studi ini menemukan bahwa pria pendek lebih kecil kemungkinannya untuk kehilangan kesabaran dibandingkan dengan tinggi pria rata-rata.

Selama percobaan, subjek diharuskan berduel satu sama lain dan detak jantung mereka dipantau.

Monitor jantung mengungkapkan bahwa pria yang bertubuh lebih tinggi lebih cenderung kehilangan kesabaran dan membalas.

Sedang studi Pertumbuhan Wessex yang dilakukan di Inggris, yang memantau perkembangan prikologis anak-anak sejak mereka memasuki usia sekolah hingga dewasa, menemukan bahwa "tidak ada perbedaan signifikan dalam fungsi kepribadian atau aspek kehidupan sehari-hari yang dapat dikaitkan dengan tinggi badan." (*)

Berita Terkini