Hari Raya Waisak Tahun 2019, Ini Makna Api Alam yang Disemayamkan di Candi Mendut
TRIBUN-BALI.COM, MAGELANG - Rangkaian Hari Raya Waisak tahun 2019 telah dimulai.
Kemarin, air berkah diambil dari Umbul Jumprit, Parakan, Temanggung, Jateng menuju Candi Mendut, Kabupaten Magelang.
Hari ini, Api alam dari Merapen Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah telah sampai dan disemayamkan di Candi Mendut, Jumat (17/5/2019).
Prosesi dimulai dengan Bhikkhu Sangha menuju Merapen, Grobogan lalu melaksanakan Upacara Ritual Api Alam Tri Suci Waisak 2563 BE / 2019 di Merapen, Grobongan, Purwodadi, Jateng.
Mereka melakukan Puja Bhakti pensakralan Api Alam oleh Para Sangha dan Rohaniawan, Majelis-Majelis Agama Buddha secara bergantian.
Baca: 20 Ucapan Selamat Hari Raya Waisak untuk Teman, Saudara Melalui Medsos
Baca: Jelang Waisak, Ratusan Umat Budha Tunaikan Pujabakti Pattidana Serahkan Persembahan kepada Bikhu
Baca: Kenali Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan, Jika Sudah Yakin Baca Doa Ini
Baca: Malam Nuzulul Quran Satu Momentum yang Dinanti Saat Ramadhan, Amalan ini yang Dianjurkan
Bhante Wongsin Labhiko Mahathera, mengatakan, api ini mengandung makna sinar terang untuk menerangi kehidupan.
Air dan api ini adalah sarana yang penting dalam kehidupan manusia. Tanpa air ataupun api, dunia akan kacau balau.
"Kita sudah ambil air dan api, yang menunjukkan sinar terang. Sinar terang dalam menjalanlan hidup manusia yang bermoral dengan yang terang. Sinar terang untuk melenyapkan kegelapan batin," kata Bhante Wongsin, Jumat (17/5/2019) di sela prosesi penerimaan api alam di Candi Mendut.
Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Hartati Murdaya, mengatakan, pengambilan api alam dari Merapen, Grobogan, ini adalah salah satu dari rangkaian perayaan Tri Suci Waisak yang dilaksanakan di Candi Mendut dan Candi Agung Borobudur tahun 2019 ini.
Api alam dari Merapen Grobogan dibawa dan disemayamkan di Candi Mendut.
Kemudian dilanjutkan pengambilan air berkah, di Umbul Jumprit, Temanggung, dibawa ke Candi Mendut di Kabupaten Magelang.
"Bhante, bikhu, dan umat buddha akan membacakan doa, hari ini dimalam hari, besok pagi, sebelum tanggal 18 Mei mendatang melakukan prosesi waisak yang besar, dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Umat akan membawa sasana puja, relik, bersama barisan umat ke Candi Borobudur," kata Hartati, Minggu (17/5) di sela-sela prosesi penyemayaman api alam di Candi Mendut.
Hartati mengatakan, api dalah sarana puja dan melambangkan suatu penerangan yang diharapkan mampu menerangi umat dalam segala langkah di kehidupan.
Penerangan ini gambaran Buddha yang menerangi dan dapat membawa manusia menuju langkah dan jalan yang benar.