TRIBUN-BALI.COM- Dikenal dengan nama lain yakni Saigon, kota Ho Chi Minh adalah surga makanan eksotis, arsitektur kolonial Prancis, dan penuh sejarah panjang Perang Vietnam.
Kota Ho Chi Minh adalah perpaduan sempurna antara sejarah dan modernitas, dipenuhi dengan pagoda dan kuil yang memukau serta gedung pencakar langit, restoran, dan pusat perbelanjaan yang sesuai dengan keinginan Anda.
Jadikan kunjungan pertama Anda di kota yang semarak ini berkesan dengan panduan kami di bawah ini!
Belanja
Anda yang senang berbelanja dan menawar harga, tidak lengkap jika tidak mengunjungi pasar Ben Thanh, pasar tradisional terbesar dan terlengkap di Ho Chi Minh yang buka 24/7.
Anda dapat membeli kerajinan tangan dan cinderamata lokal Vietnam untuk dibawa pulang, dari pajangan kucing pembawa keberuntungan hingga lentera-lentera cantik khas Vietnam.
Selain itu disini Anda juga dimanja dengan berbagai jajanan, kuliner dan minuman dingin khas Vietnam dari berbagai macam kedai makanan.
Pasar kaget (flea market) adalah salah satu tujuan belanja yang digandrungi masyarakat lokal. Salah satu yang popular adalah pasar Hello Weekend, tentunya merujuk pada namanya pasar ini hanya buka setiap akhir pekan.
Anda dapat menemukan berbagai brand lokal dengan harga yang bersahabat dari pakaian, aksesoris hingga dekorasi kebutuhan rumah tangga.
Tidak hanya belanja, pasar Hello Weekend juga menjual berbagai jajanan dan makanan yang dapat Anda nikmati setelah seharian berbelanja. Tentunya pasar kaget harus masuk dalam agenda akhir pekan Anda di Ho Chi Minh!
Budaya
Landmark di Kota Ho Chi Minh akan memuaskan para penggemar sejarah dan budaya dari seluruh dunia. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Perang Vietnam, wisatawan dapat mengunjungi War Remnants Museum, yang dibuka untuk umum sejak tahun 1975. Anda dapat melihat berbagai peninggalan sisa peralatan militer Amerika, foto-foto perang, dan "kandang harimau" yang terkenal digunakan untuk menahan tahanan politik pemerintah Vietnam Selatan.
Istana Kemerdekaan Vietnam berfungsi sebagai kursi pemerintah kolonial Prancis sebelum namanya dirubah menjadi Istana Kemerdekaan pada tahun 1954. Istana ini menyaksikan peristiwa-peristiwa penting yang menandai kebangkitan dan kejatuhan pemerintahan Ngo Dinh Diem, pemimpin pendiri Republik Vietnam.
Dikenal secara resmi sebagai Nam Thien Nhat Tru, kuil Buddha ini sering disebut
Pagoda Satu Pilar Thu Duc. Strukturnya mirip dengan Pagoda Satu Pilar di Hanoi, dan pagoda ini terdiri dari aula candi kecil dengan satu kamar yang terletak di atas kolam. Aula ini berisi gambar besar Quan Am sang Dewi Pengampun. Pagoda ini juga memiliki kuburan dengan guci yang berisi tulang biksu dan umat Buddha lainnya.