Sementara itu, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung menemukan anak-anak usia sekolah dengan orientasi seksual sesama jenis atau laki-laki seks laki-laki (LSL).
Menurut Kasi P2M Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, salah satu unsur Pokja KPA, Didik Eka, mengatakan data temuan anak-anak usia sekolah dengan orientasi seksual sesama jenis atau LSL ini mendapat perhatian khusus dari Gubernur Jawa Timur dan Kementerian Pendidikan Nasional.
"Tadi malam saya dihubungi orang Kemendiknas, ditanya soal data itu. Saya membenarkan," ujar Didik, Selasa (23/7/2019).
Didik mengungkapkan, temuan angka orientasi seksual sesama jenis atau LSL siswa Tulungagung itu merupakan hasil penjaringan komunitas di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Ngantru, Bandung, Sumbergempol, Kedungwaru, Besuki, Tulungagung dan Boyolangu.
Hasilnya ditemukan 498 perilaku seks sesama jenis atau LSL yang 60 persen di antaranya masih di usia pelajar.
"Usia paling muda adalah 11 tahun, dan pernah melakukan seks sesama jenis LSL itu," ungkapnya
Dari temuan LSL itu, sebanyak 175 orang sudah melakukan tes HIV/AIDS.
Hasilnya, sebanyak 21 orang di antaranya positif HIV.
KPA tengah berusaha menjangkau seluruh temuan untuk melakukan tes HIV.
"Terus terang yang bisa menjangkau adalah komunitas mereka sendiri. Untuk membawa mereka mau tes HIV, butuh perjuangan berat," tambah Didik.
Dinkes akan mengusulkan, agar guru bimbingan dan konseling (BK) SMP maupun SMA, dibekali pengetahuan keseatan reporduksi, pengetahuan orientasi seksual, pengetahuan Infensi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS.
Harapannya, para guru BK ini bisa mendeteksi jika ada siswa yang berorientasi suka sesama jenis.
Setiap temuan nantinya akan ada bantuan diintervensi oleh psikolog dan psikiater.
Selain itu juga dilakukan pendekatan ke oang tua, untuk membelaki pengetahuan mendidik anak yang baik, terkait dengan oerintasi seksual dan kesehatan reproduksi.
Nantinya, Dinkes juga melibatkan ULT PSAI dan LPA untuk menjelaskan pendidikan seksual di usia pelajar.
"Dinkes juga akan membantu pengobatan atau layanan kesehatan reproduksi remaja, jika diperlukan," pungkas Didik.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 7 Pelajar SMP Digerebek di Kos Short Time Tulungagung, Kamar Diduga untuk Pasangan Bukan Suami Istri