Menteri Siti sebelumnya menyebutkan, pemerintah sudah mengirim balik lebih dari 400 kontainer sampah yang diimpor ke RI.
Ratusan kontainer yang diekspor balik ke negara asal itu disusupi sampah berupa bekas infus hingga popok.
Padahal, kata dia, harusnya kontainer berisi scrapplastik dan kertas yang diimpor untuk bahan baku industri.
"Persoalannya adalah scrap plastik dan kertas ini ditumpangi oleh sampah dan limbah. Macam-macam sampahnya. Ada bekas infus, pampers (popok bayi), ampul suntik, obat, sampai aki bekas, dan lain-lain," tuturnya.
Menurut Menteri Siti, saat ini masih ada 1.262 hingga 1.380 kontainer berisi sampah yang harus diperiksa yang berpotensi mengandung limbah.
Jika kontainer tersebut terkontaminasi limbah berbahaya dan beracun, kontainer itu akan dikembalikan. (*)