Latte Factor Disebut sebagai Pemicu Orang Jadi Boros

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

"Mari kita menghitungnya dengan cara sederhana. Anggap saja kopi kekinian yang termurah harganya Rp 18.000. Karena ukuranya kecil rasanya perlu beli lagi untuk minum sore. Berarti, sudah Rp 36.000 keluar dari kocekmu," ucap Franky.

103 Seniman Rupa Akan Ikuti Pameran Bali Megarupa, Angkat Tema Tanah, Air dan Ibu

Live Streaming Borneo FC vs Bali United, Teco Minta Skuatnya Waspadai Perlawanan Tuan Rumah

"Belum lagi barista kadang menawarkan extra shot hanya Rp 5.000 saja. Jumlah uang yang dikeluarkan sudah Rp 41.000," imbuhnya.

Bila Rp 41.000 masih Anda anggap kecil, coba Anda tambahkan dengan beli makanan camilan lain di hari itu juga, misalnya camilan sore sebagai teman minum kopi.

Kalau kemarin sudah beli donat Rp 10.000, sekarang menu pisang goreng kekinian harganya lebih murah Rp 8.000.

Anda biasanya akan membeli lebih dari satu karena ukurannya yang kecil.

"Begitu saja uang yang sudah kita keluarkan Rp 57.000. Untuk membelinya, manfaatkan jasa ojek online, toh hanya Rp 7.000. Jadi total hari ini Rp 64.000," papar Franky.

Angka ini mungkin masih kecil bagi milenial yang telah sukses berkarier.

Bila ditambah dengan naik taksi atau transportasi lain dan makan sehari-hari, pengeluaran Anda bisa membengkak hingga ratusan ribu dalam sehari.

Belum lagi jika Anda mengalikannya dalam sebulan.

"Apalagi angka ini tidak selalu sama setiap harinya. Ditambah lagi bagi yang memiliki cicilan KPR atau KPA, bisa jadi sepuluh juta habis begitu saja," kata Franky.

Ditunda Sejak Tahun 1995, Desa Adat Sulang Akhirnya Kukuhkan Awig-awig

Jaje Bali Dilabeli Halal, Wajib bagi Produk Makanan dan Minuman

3. Manfaatkan

Alih-alih membelanjakan uang untuk latte factor, Anda bisa menyisihkannya untuk berinvestasi, seperti saham, emas, dan sebagainya yang bisa Anda jangkau.

Melengkapi diri dengan asuransi juga termasuk investasi di masa depan.

Jika pengeluaran latte factor dikurangi, tentu bisa bantu milenial mendapat hari esok yang lebih baik.

"Apalagi usia terbaik membeli asuransi adalah usia milenial. Karena biaya premi masih terjangkau dan memiliki kemampuan membayar di jangka panjang. Daripada uangmu habis sia-sia hanya untuk latte factor, lebih baik buat asuransi," sebut Franky. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siasati Latte Factor, Kebiasaan Belanja 'Receh' yang Bikin Boros"

Berita Terkini