TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Angin kencang melanda beberapa wilayah di Bali sejak dua hari lalu hingga Minggu (20/10/2019).
Di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, 20 green house dan rumah warga rusak.
Sulinggih asal Dusun Dasong, Desa Pancasari, Ida Pandita Mpu Nabe Dwija Witadharma Sanyasa menceritakan, saat kejadian, ia sampai kocar-kacir melihat atap garasenya beterbangan.
Bale sakenam dan bale sakepat yang ada di halaman rumahnya kemudian ambruk hingga menimpa dua unit motor.
Sebelum angin kencang itu terjadi, ia baru saja usai melakukan upacara diksa pariksa.
• Angin Peralihan Musim Terjang Kintamani, Sejumlah Palinggih dan Rumah Warga Rusak
Memasuki pukul 18.30 Wita, Ida Pandita Sanyasa yang awalnya berencana ingin berfoto-foto bersama para jro mangku sontak kaget.
Angin kencang datang menerjang hingga membuat mereka berhamburan.
"Dari jauh awalnya bunyi seperti seruling. Kemudian dalam hitungan detik, anginnya sampai ke rumah saya. Atap garase mobi terbang. Patung-patung jatuh. Kami lari kocar-kacir, dan langsung mencari tempat perlindungan di teras rumah. Setelah itu baru bale sakenam dan sakepatnya roboh, dan menimpa dua motor hingga ringsek," tuturnya.
Selama berpuluh-puluh tahun tinggal di Dusun Dasong, Ida Pandita mengaku tumben melihat angin sekencang itu, bahkan datangnya dari arah tenggara.
Sebab biasanya diakui Ida Pandita, angin selalu datang dari arah danau. Ia menilai kejadian ini murni faktor alam.
"Tidak ada unsur gaib. Angin ini kemungkinan bawaan dari Australia," ucapnya.
Dari pantauan Tribun Bali di lokasi, kerusakan parah menimpa green house milik mantan perbekel Desa Pancasari, Gusti Made Nuada, yang terletak di Banjar Dinas Peken, Desa Pancasari.
Green house miliknya yang terbuat dari bahan bambu dan plastik, seluas kurang lebih dua are itu ambruk.
Pemilik belum melakukan perbaikian karena angin kencang masih melanda wilayah tersebut.
Kerusakan juga menimpa green house milik Kadek Tripena yang terletak di Dusun Dasong, Desa Pancasari.