Termasuk CCTV sebelum peledakan bom yang telah diamankan oleh Polri.
"Kami juga mengidentifikasi ada beberapa kendaraan roda dua yang masih dicurigai nah itu masih didalami semuanya. Sementara tim masih bekerja di lapangan," pungkasnya.
Enam Korban Luka
Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan ada enam korban luka dan satu orang tewas yang merupakan pelaku.
"Ada empat personel polisi, satu orang PLH dan satu orang warga sekitar," kata Mardiaz.
Data korban terluka antara lain Kasi Propam Polrestabes Medan Kompol Abdul Mutolip yang mengalami luka robek di bagian tangan kanan, Kasubag Bin Ops Polrestabes Medan Kompol Sarponi mengalami luka robek bagian bokong kanan, Propam Polrestabes Medan Aipda Deni Hamdani mengalami luka terkena serpihan dan Propam Polrestabes Medan Bripka Juli Chandra mengalami luka di telinga kanan dan tidak bisa mendengar.
Korban dua luka lainnya dari warga adalah pekerja harian lepas (PHL) Bag Ops Ricard Purba, yang mengalami luka memar di wajah dan lengan, serta Ihsan Mulyadi Siregar warga Bakti Suka Dono Dusun IV, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, yang mengalami luka di pinggul kiri akibat serpihan.
Korban luka-luka akibat bom bunuh diri dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Utara.
Selain korban lua ada juga mobil operasional yang rusak.
Kendaraan yang rusak terdiri dari mobil Dinas KA Bag Ops, yang mengalami kaca pecah akibat terkena serpihan, mobil pribadi KA Bag Ops, serta dua unit truk dinas mengalami kaca pecah akibat terkena serpihan ledakan.
Tidak Takut
Sementara itu Presiden Joko Widodo melalui Juru Bicaranya Fadjroel Rachman mengutuk aksi teror yang mengakibatkan enam orang terluka.
"Indonesia tidak takut dengan bentuk teror apapun. Pasti bahu membahu melawan terorisme. Presiden menyatakan sedih atas korban luka di Mapolrestabes Medan. Beliau mendoakan agar korban lekas sembuh dan segera beraktivitas," ujar Fadjroel Rachman.
Fadjroel Rachman melanjutkan pemerintah menjamin penuh keamanan seluruh masyarakat. Terlebih negara memiliki aparatur keamanan yang siap bekerja menangani aksi-aksi teror.
Di sela-sela Rakornas Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat pagi tadi, diungkap Fadjroel, perintah Jokowi tegas meminta pelaku dan jaringan terorisnya diusut tuntas.
"Sangat penting melindungi 260 juta jiwa. Terorisme akan ditangani kepolisian.
Tadi di Sentul, Presiden sudah bertemu Menkopolhukam, Kapolri, Panglima TNI, Kadiv Humas Polri meminta segera bertindak cepat ýmenyelidiki pelaku dan jaringannya," tutur Fadjroel.
Presiden, kata Fadjroel tidak akan memberi toleransi pada pelaku terorisme.
Mantan Wali Kota Solo tersebut juga menginginkan agar upaya pemberantasan terorisme tidak hanya melibatkan pemerintah tapi juga semua pihak.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengingatkan agar semua pihak waspada dengan paham radikalisme.
Hal tersebut diungkapkan Moeldoko menyikapi peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
"Jangan langsung dianulir seolah-olah mana itu paham radikalis. Ini sebuah bukti nyata bahwa kita semua perlu waspada. Persoalan itu tidak bisa dibiarkan," ujar Moeldoko.
Terkait keamanan di Mapolsek dan Mapolres, Moeldoko mengatakan Kapolri akan melakukan perbaikan lewat aturan-aturan yang sudah ada.
"Saya pikir nanti Kapolri akan melakukan perbaikan, melihat kembali melalui protap-protap yang ada seperti apa" kata Moeldoko.
Menurutnya perlu ada perubahan-perubahan terkait pengamanan yang dilakukan mengingat aksi penyerangan terhadap markas polisi bukan kali pertama dilakukan kelompok teror.
"Ini (terkait pengamanan) perlu ada perubahan-perubahan, karena modus yang digunakan juga berubah," katanya.
(mal/wly)