Reaksi Nadiem Makarim Pada Survei Kemampuan Baca Siswa Indonesia di Peringkat 72 dari 77 Negara
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, punya penilaian sendiri pada hasil survei yang menyebut kemampuan membaca dan matematika siswa Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara.
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang berpusat di Paris, Perancis, merilis Program Penilaian Pelajar Internasional atau Programme for International Student Assessment (PISA) 2018.
Dalam penilaiannya, Indonesia termasuk dalam negara yang dinilai melalui PISA.
Berdasarkan hasil PISA 2018 menunjukkan kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih rata-rata skor 371.
Sementara untuk sains rata-rata skor siswa Indonesia yakni 396, dan matematika yakni 379.
Penilaian ini membuat Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara.
• Senyum Vina Garut di Persidangan dan Pemeran Pria yang Minta Kasusnya Dijadikan Contoh
• Oknum Kepsek di Buleleng yang Rayu Siswinya Disidang Kepala Dinas, DNT: Ampura
• Adik Kakak Tewas di Bypass Ngurah Rai Susul Sang Ibu yang Meninggal Sehari Sebelumnya
Indonesia hanya memiliki skor yang lebih baik dibandingkan Maroko, Lebanon, Kosovo, Republik Dominika, dan Filipina.
China, Singapura, Hongkong, Macao, dan Estonia menjadi lima negara tertinggi dalam peringkat PISA.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, menyebut penilaian dari PISA memberikan perspektif baru untuk mengukur pendidikan di Indonesia.
"Kenapa laporan PISA sangat penting. Yang pertama ini memberikan kita perspektif. Kenapa perspektif itu penting, karena memberikan kita suatu insight yang baru, suatu angle baru. Bukan untuk hanya mengukur kita tapi untuk menunjukan hal hal yang tidak sadari pada diri kita," ujar Nadiem Makarim dalam sambutannya di Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Menurut Nadiem, penilaian yang dilakukan PISA merupakan masukan berharga untuk mengevaluasi dan membenahi sistem pendidikan di Indonesia.
"Hasil penilaian PISA menjadi masukan yang berharga untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang akan menjadi fokus Pemerintah selama lima tahun ke depan," tutur Nadiem.
Mantan CEO Gojek ini juga menekankan pentingnya peningkatan kompetensi untuk meningkatkan kualitas untuk menghadapi tantangan zaman. (*)
Artikel ini ditulis Fahdi Fahlevi telah tayang di Tribunnews.com