TRIBUN-BALI.COM - Kemunculan ular di rumah-rumah warga di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Bali, menjadi fenomena tersendiri jelang akhir tahun 2019.
Apa sesungguhnya penyebab kemunculan ular yang nyaris dalam waktu bersamaan itu?
Kadek Adi Saputra dari Bali Reptile Rescue menjelaskan, peralihan musim bisa menjadi salah satu pemicu keluarnya ular hingga masuk ke rumah-rumah warga.
Kemunculan ular di rumah mungkin terjadi secara tidak sengaja (misalnya, tersapu oleh air banjir) atau sengaja mencari mangsa atau tempat berlindung.
Selain itu, bisa juga karena kondisi rumah yang dimasuki ular kurang terjaga kebersihannya.
Tempat yang kotor dan ada tikus, bisa menarik perhatian ular karena tikus juga menjadi mangsa bagi ular.
"Tapi, penyebab utamanya adalah rusaknya habitat mereka," kata Adi Saputra.
Dikutip dari laman Human Society of the United State, ular sangat menderita karena perubahan habitat mereka.
Mereka terisolasi ketika tanah yang mereka tinggali dihancurkan oleh pembangunan.
Akibatnya, ular juga tidak leluasa bergerak di habitat aslinya yang telah berubah dan tidak lagi ramah.
Banyak spesies ular yang sudah hilang atau dengan cepat menghilang di kota dan pinggiran kota akibat pembangunan.
Takut Bukan Berarti Membunuh
Kemunculan ular di pemukiman warga memang kerap menimbulkan ketakutan.
Tak hanya manusia yang merasa terancam. Bahkan hewan lain tampaknya menempatkan ular sebagai ancaman yang tak tertandingi.
Banyak hewan liar mengenali ular sebagai ancaman, dan beberapa burung dan monyet bahkan memiliki suara khusus untuk membunyikan alarm ketika ular terlihat.