Surya, seorang suporter Bali United asal Denpasar mengatakan, situasi antrean mulai ricuh sejak kafe dibuka sekitar pukul 11.00 Wita.
Akibat antrean yang berjubel itu, kata dia, beberapa suporter sempat ada yang terinjak bahkan ada yang pingsan.
''Gak sampai sejam itu, langsung kafe ditutup karena ricuh. Pecah itu kaca depan, sama meja kasir di dalem katanya hancur,'' kata dia.
Padahal kata dia, antrean sudah disuruh berbaris rapi di luar kafe, mengingat luas kafe juga tidak mumpuni untuk kapasitas antrean saat itu.
Pantauan Tribun Bali, petugas kafe mengevakuasi puing-puing beton meja kasir yang hancur.
Tampak sejumlah sandal dan pecahan kaca di depan Bali United Cafe yang ditutup pasca ricuh hingga membuat kaca depan pintu kafe pecah.
Hingga siang tadi, puluhan suporter yang belum kebagian jatah tiket masih tetap bertahan di pelataran stadion.
Mereka masih menunggu kemungkinan manajemen dan panitia kembali membuka loket tiket saat situasi sudah kondusif. (*)