TRIBUN-BALI.COM - Mendengar nama ular kobra orang awam kebanyakan pasti sudah dibikin merinding.
Terlebih dengan fenomena kemunculan ular kobra di beberapa wilayah di Tanah Air belakangan kian membuat orang ingin tahu mengenai ular kobra.
Nah, ular kobra tak hanya mematikan.
Meski berbahaya, ular kobra dibeberapa wilayah di Tanah Air juga dijadikan kuliner yang dipercaya mampu menambah vitalitas dan kesehatan tubuh.
Benarkah demikian, daging atau darah ular kobra memiliki khasiat bagi kesehatan? Berikut penelusurannya.
Melansir dari Kompas.com (09/12/2019), Peneliti Herpetologi Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Amir Hamidy, menyebut memasuki musim penghujan seperti sekarang adalah waktu yang ideal bagi menetasnya telur-telur kobra.
Ular kobra juga bisa dengan mudah ditemukan di Pulau Jawa karena memang menjadi habitat aslinya.
Oleh sebab itu, beberapa warga di di Pulau Jawa tak merasa asing dengan adanya ular kobra.
Darah ular kobra sering jadi campuran jamu Bahkan di sejumlah wilayah, ular kobra ini dimanfaatkan untuk dikonsumsi.
Bukan hanya daging, darahnya pun dijual.
Darah dari ular kobra ini biasanya dijadikan sebagai campuran atau ramuan jamu tradisional.
Sebut saja di kawasan Prambahan dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meneliti analisis cemaran Staphylococcus aureus pada gelas, darah segar, dan jamu dengan ramuan darah ular kobra Jawa (Naja sputatrix) di sana.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang dapat menyebabkan keracunan pangan dan umumnya terisolasi dari produk makanan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Roza Azizah Primatika, Widagdo Sri Nugroho dari Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta dan Rais Dwi Abadi dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, ditemukan bahwa jamu yang mengandung darah ular kobra berpotensi mengandung Staphylococcus aureus yang membahayakan konsumen.