TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Jika berkunjung di Pantai Sanur tak lengkap rasanya jika tidak menikmati gurihnya jajanan khas Pantai Sanur yaitu lumpia.
Minggu (22/12/2019) sore, cuaca Pantai Sanur sedang cerah dengan ombak yang bersahabat ramai dikunjungi wisawatan.
Di bibir pantai, nampak pria paruh bayah dengan kaos biru bertuliskan ‘Persatuan Pedagang Pantai Sanur’ sedang duduk di sebelah dagangannya sembari menunggu pembeli datang.
I Wayan Sama (65) namanya.
• Liburan ke Pantai Sanur, Spot Berburu Matahari Terbit di Denpasar Bali
• Menanam Terumbu Karang di Sanur Sambil Jalan di Bawah Laut
• Rayakan Musim Liburan Akhir Tahun dengan Style Holiday All The Way di ARTOTEL Sanur Bali
Ia mengaku sudah 20 tahun lamanya menjadi pedagang lumpia di Pantai Sanur.
“Sudah 20 tahun. Sejak tahun 2000-an saya sudah berdagang lumpia di sini. Kalau dulu itu tidak seramai sekarang ini,” ceritanya.
Dalam sehari, Wayan Sama biasanya menjual sebanyak 200 potong lumpia.
1 porsi lumpia ia jual dengan harga Rp 5 ribu.
Terkadang pembeli ada yang membeli hanya Rp 3 ribu atau terkadang juga Rp 10 ribu untuk 1 porsi.
Jika lumpianya ludes terjual, Wayan Sama bisa membawa pulang untung bersih sebesar Rp 200 – Rp 250 ribu dalam sehari.
“Kalau ramai ya bisa untung sampai Rp 250 ribu. Kalau sepi ya Cuma Rp 100 ribu saja. Pernah dagangan saya tidak habis. Kalau tidak habis ya dikembalikan lagi ke bos. Boleh dikembalikan,” tambahnya.
Pria asal Sidemen, Karangasem ini berjualan lumpia di Pantai Sanur mulai pukul 06.00 wita – 10.00 wita dan pukul 15.00 wita – 19.00 wita.
Lumpia yang ia jual disajikan dengan pincuk dari kertas minyak dan dilengkapi dengan siraman bumbu petis dan potongan cabai.
Tidak hanya lumpia yang ia jual namun ada bakwan, tempe dan tahu.
“Ya cukup untuk kehidupan sehari-hari dan biaya anak sekolah dulu. Asal saya tidak judi ya cukup saja,” ungkapnya.